Miss Kedaluarsa …. Capek deh ….

Miss Kedaluarsa …. Hi hi hi jangan disalah artikan dulu saudara-saudara …. Miss Kedaluarsa bukan membahas tentang wanita yang telat menikah (kawin) lho …. Itu nggak perlu dibahas, kayak nggak ada ide lain aja untuk ditulis …. Koq berani-beraninya membahas tentang soal menikah dan belum menikah atau sudah berpasangan atau belum berpasangan …. Itu khan hak semua orang …. Betul khan??!!

Jadi begini, yang dimaksud dengan Miss Kadaluarsa adalah WANITA YANG MENAHAN KEMAJUAN DIRI SENDIRI DAN ENGGAN MENCOBA HAL BARU …… Nah sifat-sifat inilah yang harus dihilangkan ….. tapi herannya sampai kini sifat ini masih dipelihara oleh kebanyakan para wanita. KEDALUARSA bagi wanita bisa dilihat dari dua faktor yaitu Penampilan Luar dan “dalam”

KEDALUARSA PENAMPILAN LUAR. Sebagai wanita, kita sering nggak mau ketinggalan tren mode, ketika koleksi baju dilemari mulai tua … kita heboh untuk mengganti dengan koleksi terbaru yang sesuai tren …. nah wanita sekarang cenderung untuk TIDAK MENJADI KEDALUARSA PENAMPILAN LUAR …. padahal itu bukan yang terpenting. Yang terpenting adalah TIDAK KEDALUARSA PENAMPILAN “DALAM”

KEDALUARSA PENAMPILAN “DALAM”. Untuk urusan “dalam” wanita sering memelihara semua sikap dan pikiran yang sudah tidak “in” lagi, yang sebenarnya sanggat mengganggu dan merugikan diri sendiri dan sering dibiarkan berkarat sampai akhir jaman. Contoh sifat miss Kedaluarsa:

  • Urusan status, miss Kedaluarsa akan memiliki pikiran bahwa dirinya akan merasa lengkap setelah menikah dan punya anak …. (he he he ini bukan pembelaan diri sendiri lho ya he he he) Kawin dan punya anak bukan suatu syarat menjadi kelengkapan hidup wanita. Kedua hal itu adalah suatu tahapan penting dalam hidup sekaligus tanggungjawab. Yang Mahakuasa yang menentukan dan kita menjalani sesuai garis yang ditetapkan. Apakah wanita yang tak kunjung menikah dan tidak bisa punya anak tidak bisa jadi wanita lengkap??? Saya pribadi tidak setuju atuh …. (ini juga bukan pembelaan diri sendiri lho ya…)
  • Urusan karir, Miss Kedaluarsa adalah wanita yang justru menahan kemajuan sendiri. Enggan mencoba hal yang baru, alasan yang sering dipakai oleh miss Kedaluarsa adalah Khan WANITA, ngapain susah-susah? Nanti juga khan diurus SUAMI. Zaman sekarang pikiran itu justru berbahaya. Wanita harus belajar NGURUS diri sendiri dan keluarganya. Siap maju sendiri ketika badai datang tak terduga.
  • Wanita yang punya kebiasaan memelihara sifat buruk dan ditimpakan pada sesama wanita juga hal buruk lain dari miss Kedaluarsa. Kecenderungan miss Kedaluarsa adalah Wanita yang suka membahas kekurangan wanita lain. Bahkan, ada yang merasa bahwa kegiatan GOSIP itu harus dipelihara.
  • Wanita Kedaluarsa adalah wanita yang ngotot dalam konteks yang salah, misalnya ngotot tetap mengikatkan diri dengan suami yang suka menyiksa, abusive, dengan alasan karena kasihan dengan anak-anak. Justru dengan tetap tinggal dalam perkawinan seperti itu malah menyiksa perkembangan anak-anak.

Kenapa bisa begini? Kenapa wanita terus membiarkan sikap buruk dan pikiran keruh menempel dan berkarat? Semua itu jelas kedaluarsa dan tak pantas dipelihara. Apa yang membuat wanita sulit melepaskan semua itu? Rasa aman? Apa yang salah dari jalan pikiran wanita hingga kedaluarsa?

Mungkin ada masalah dengan masa kecil? Dimasa pertumbuhan? Dimasa gaul? Atau memang dari sononya wanita suka merusak diri sendiri?? (He he he itu pikiran kedaluarsa atuh ….)

Yakinlah bahwa manusia bisa melengkapi diri dengan kemampuan menolak hal buruk. Wanita seperti pria, punya kemampuan untuk jadi lebih baik. Punya kemampuan membuang sikap kedaluarsa. Melepas status sebagai miss Kedaluarsa, pertanyaannya adalah …. Mau tidak?? Toh yong untung diri sendiri, bukan begitu saudara-saudaraku?? SO MISS KEDALUARSA …. CAPEK DEH ….

About Luciana Spica Almilia

Peneliti dan Dosen Tetap Jurusan Akuntansi (STIE Perbanas Surabaya)
This entry was posted in Opini. Bookmark the permalink.

18 Responses to Miss Kedaluarsa …. Capek deh ….

  1. eri says:

    ya, ini penjelasan manusiawi dari seorang wanita yang tidak merasa kedaluwarsa…ha ha ha…anyway, good idea…makanya aku sebagai pria tidak setuju ada menteri pemberdayaan perempuan, nggak ngaruh!biarkan wanita berkembang sesuai kodratnya…tentu harus juga menyadari bagaimana seharusnya kodrat itu…bukan begitu bu luci?dikau manggut2 aja sih kalo aku yang comment….

  2. Dear Mr. Eri ….
    Okay deh ….. Mungkin hanya di Indonesia ya yang ada Mentri Pemberdayaan Wanita he he he Manggut2 karena yang ngomong suhu Eri je he he he Sukses selau ngerjain disertasi di Aussie ya …. Jangan lupa balik ke Indo he he he

  3. Lidia says:

    Yup setuju sekarang sudah tidak ada lagi perbedaan hak dan kewajiban buat wanita dan pria he he he. enak aja d beda bedain pria bisa wanita juga pasti bisalah, jangan anggap wanita d bawah pria terus dunk. Bener ga cece ? he he he

  4. rovila says:

    Wah aku setuju banget tuh. meskipun aku sudah menikah punya dua anak laki-laki dan perempuan yang alhamdulillah baik-baik semua tapi saya tetap merasa belum lengkap sebelum bisa berbuat banyak untuk sesama. Nilai manusia tergantung dari berapa banyak yang dia buat untuk sesama. Tapi yang pasti setiap manusia, siapapun dia pasti punya kelebihan dan kekurangan karena Tuhan maha adil. jadi saya bukan miss kadaluarsa lho he..he..

  5. idrianita says:

    Mba Lusi,
    Sebenarnya banyak faktor yang bikin wanita jadi “kadaluarsa” pengaruh lingkungan terutama. Orang tua membesarkan jelas berpengaruh. Tetapi harusnya kalau dah besar, nyari teman atau pasangan hidup (suami) yang maju dong alias “tidak kadaluarsa”. Kalau kebanggaannya hanya dengan baju baru,gosip dsbnya diterima oleh suami atau teman, ya… mereka susah berubah.Jadilah mereka suami istri kadaluarsa.
    dengan arti kata ga cuman ada Miss Kadaluarsa…… Mr. Kadaluarsa punya peran membuat wanita jadi begitu. He…he…

  6. Luciana Spica Almilia says:

    Dear Lidia,
    Wah semangat banget … tapi setuju … oi.

    Dear bu Rovila,
    Iya bu …. tetap semangat mencari sesuatu yang baru ya bu. Dan sukses selalu untuk S3-nya.

    Dear mba Indrianita,
    Setuju mba. Makasih atas idenya buat nulis Mr. Kedaluarsa he he he Sukses selalu ya mba.

  7. RIRI SATRIA says:

    He he he .. nggak kebayang nih Lusi nulis ginian dalam kondisi mood apa ya ? … 🙂 Eh, aku termasuk Mr Kadaluarsa nggak ya ? … ha ha ha ..

  8. Dear Uda Riri,
    Ya uda biar lain dari yang lain …. biar nggak dibilang blog koq “Ilmiah banget” …. isinya jurnal melulu …. he he he Biar dibilang sudah ada kemajuan. Sukses selalu untuk uda Riri.

  9. gracetpontoh says:

    Mba Luci,
    Dapat ide istilah “Miss Kedaluarsa” dari mana? Salut lho tulisannya mba. Saya yang belum kenal betul dengan mba Luci, jadi lebih tau mba dengan tulisan ini. Mba, biar semangatnya tetap, perlu tu mencoba apply S3 ke luar negeri, supaya betul-betul membuktikan bahwa mba bukan Miss Kedaluarsa. Berani?
    Kalau ada Miss Kedaluarsa bagaimana dengan Mr Kedaluarsa?

  10. Deddi says:

    Pandangan menarik Mba…. jarang saya masuk blog orang yang belum saya kenal, trus saya melototin sampe lebih dari 5 menit jarang…. kalo gitu salam kenal…
    Mba… pengaruh lingkungan ya juga penting to Mba… ? Mba Luci mungkin (bila boleh kira 2x) sosok Prmpuan dengan pikiran maju.. Cape deeeehnya, diluar sana buannyak banget Prempuan yang masih mau untuk ‘mengalah’ dan menjalani aktivitas umum yang tradisional dari perempuan…. serta setiap hari disibuki oleh seri-seri sinetron TV (mending dirumah masak dan ngurus anak… ini mah dikejar kejar sama tayangan Sinetron)

    Nah maksud saya, please tanggapi tentang bagaimana solusi yang paling lugas …. dimana saat Pemerintah sampai2x diriin kementrian untuk ‘memajukan’ perempuan…. eh, Pertelevisian ‘menidurkan’ perempuan dengan ratusan seri sinetron Intan, Wulan, ….. ,…… ,….. ,….. dll
    Padahal jelas masalah tsb keblinger…. yang pemerintah, gak tepat, yang swasta menghambat…..

  11. Lidia says:

    om or mas dddy percuma klo pemerintah maupn swasta nya susah payah ngelakuin paan aja tp ga ada keinginan dari diri perempuan itu sendiri untuk maju dan tidak menjadi mrs. kadaluarsa.
    Percuma klo dari luar d tekan gmana aja klo dari dalam diri sendiri ga mau untuk berubah.
    so………..untuk solusi saya rasa sih mending dikembalikan lagi kepada pribadinya masing masing.

    Peace ^o^

  12. Deddy says:

    Bu or Mba Lidia,
    iya… bettul, tapi alangkah baiknya supaya saling menunjang…. (antara Pemerintah, swasta dan masytarakat sendiri) kita negara masih berkembang, kesadaran belum kuat banget, mesti di-saling-menunjang-kan….. (hajoooo binun nich)

    Untuk Bu Lidia yang kesadaran dan pendidikannya sudah tinggi mungkin mudah untuk mengambil tindakan bagi pribadi Ibu, namun untuk ‘mpok mine’ misalnya atau ‘likyatun’, ‘suryiningseh’, ‘rahmiyatin’ (pembantu rumah saya, tetangga kiri dan kanan)
    ….. untuk mereka gimana coba 😉 ?
    media pertelevisianlah yang akhirnya mendidik mereka, sebagai media termudah dan terdekat yang biasa mereka akses….

    mungkin sekarang mereka bukan dan belum ‘kadalluarsa’ spt Mba Spica bilang, namun bisa jadi mereka kandidat ‘kadaluarsa’ tsb…
    (bayangkan… . )

    Maap yah kalo ada yang ke’sepet (heheheheh…) ini kan forum bebas…. maap kalo suka keserimbet….

    Sinetron Indonesia juga ada yang bagus kok, terutama sinetron 2xnya Pak Deddy Miswar dan Om Dede Jusuf (jaman 2x TVRI)…
    Original dan Mendidik yang terpenting….

    Thanks

  13. lidia says:

    alangkah lebih baiknya mas or om deddy dapat memberikan solusi nya langsung tanpa harus menyalahkan pihak lain, kan mas or om deddy sendiri yang bilang harus saling menunjang so menurut saya percuma aja klo cuma koar koar ini yg salah itu yg salah 😀

    Btw satu hal lagi : ternyata anda kenal dengan semua pembantu tetangga anda ya he he he

  14. Sulistyo says:

    Oke banget tulisannya Bu Spica, sensasi baru untuk memperluas pandangan Mahasiswa dan khasanah kesadaran pendidikan.
    For Lidia. please dewasa dong ?
    Anda Masih ABG yah ?
    Ini Comment bukan untuk saling menjatuhkan, namun untuk menanggapi apa yang menjadi pandangan Ibu Spica Amilia
    Lebih baik Anda tidak usah Posting Bu Lidia

  15. Idrianita Anis says:

    Mba Luci, sekarang lagi ada pertunjukan musical “miss kadaluarsa” di ged. kesenian Jakarta. Katanya bagus.

  16. Dear Mbak Lidia dan Mas Deddy …. Peace deh ….
    Thanks untuk perdebatan anda di Blog saya …. he he he jadi ramai nih.
    Komentar saya sih beda pendapat ok, tapi cara mengungkapkan harus dimanage dengan baik agar tidak menimbulkan kemarahan di satu pihak.

    Dear mas atau bapak Sulistyo (he he he)
    Terimakasi atas tanggapannya

    Dear Mbak Idrianita,
    Wah …. jadi ingin ikutan nih, tanggal 8 – 9 rencananya saya terbang ke Jakarta ini. Moga2 bisa Kopdar dengan mbak Idrianita (karena saya ada acara di Universitas Trisakti Jakarta).

  17. Idrianita Anis says:

    Ok, Mba Luci Ntar telponan saja kalo dah sampai ya.

  18. cindysibarani says:

    Membangun sekali bu tulisannya, bisa buat pelajaran hidup… Ibu, bagaimana klo dari sisi mahasiswa, seperti yang kita tahu mahasiswi di Perbanas terkenal dengan perempuan yang cantik2.. hampir setiap penampilannya selalu up to date (penampilan luar).. dan mungkin penampilan dalamnya juga baik… selain itu ada juga yang memiliki keterbatasan dalam kuliah karena adanya tuntutan orangtua,, maksudnya banyak sekali orang tua dari mahasiswi yang mengjudge untuk tidak sekolah terlalu tinggi2 toh akhirnya nanti masuk ke dapur… padahal sebenarnya kita punya girlpower yang bisa membanggakan mereka jika kita dibiarkan untuk meniti karir setinggi bulan.. apakah mereka bisa dibilang kadaluarsa atau orangtuanya yang kadarluarsa… bagaimana jika kami berada dalam situasi ini, untuk meyakinkan mereka bahwa perempuan tidak hanya untuk kerja di dapur…
    Gbu Always

Leave a reply to lidia Cancel reply