Komentar Mahasiswa

Bagi mahasiswa jurusan Akuntansi STIE Perbanas Surabaya, pada page ini anda diberi kesempatan untuk memberikan komentar tentang pengembangan pengajaran jurusan Akuntansi di STIE Perbanas Surabaya, khususnya untuk matakuliah yang saya asuh yaitu:

  1. Akuntansi Internasional
  2. Database Management System

Jika anda mahasiswa mata kuliah Akuntansi Internasional, pilih sub pages International Accounting untuk memasukkan komentar anda.

Jika anda mahasiswa mata kuliah Database Management System, pilih sub pages Database Management System untuk memasukkan komentar anda.

124 Responses to Komentar Mahasiswa

  1. Siti Nurhayati (2004310118) says:

    Morning Miss Lucy,
    I’m very interested in what you said 4 days ago. By making an opinion of what we should do after having a middle test. Here, I want give some opinion about that…
    In my opinion, after having a middle test, we still have another test in every session, in order to be able to understand about the material given in the previous session.
    Beside the test in every session, presentation, and question about tne material having presented, you’d better give an assignment, like making a conclusion taken from other books that having relationship with the material would be given in the next session. By hoping broaden our mind about it, or you can give the other assignment.
    Suppose, there is a bad mark for one of the student, the result of another test can be added to it, by hoping the final result can be satisfied.
    I”m agree if you give an assignment to all of the student and discuss together about it after having submitted, so all of us understand about it.
    And please make a review lesson before having a final test, it just to remind us about the material had been given before.
    I think that’s all, i.m sorry if my English not well , thank you 🙂 🙂 🙂
    By
    SITI NURHAYATI
    2004310118

  2. Siti Nurhayati (2004310118) says:

    Selamat pagi ibu…
    Saya mau konsultasi tentang metpen saya 🙂
    1) Apa ibu punya jurnal tentang manajemen laba? kalo ada apakah
    boleh ditampilkan di blog ibu, nanti akan saya download…
    2) Kira-kira saya bisa mendapatkan referensi tentang manajemen laba
    di buku apa aja y, bu selain bukunya Scott karena saat ini saya
    sedang bingung mencari referensinya?
    Mohon bantuannya, ya bu.. Terima kasih 🙂 🙂 🙂
    By
    Siti Nurhayati
    2004310118

  3. nuning himmatul ulya says:

    selamat pagi Bu Lusi………..
    Sebelumnya saya minta maaf,tetapi disini saya ingin sedikit mengomentari dan memberi saran kepada ibu mungkin ibu dapat mempertimbangkannya :

    Tugas yang diberikan oleh bu lusi yang harus download di website ibu,memang cara yang baik sekali tetapi mungkin apabila tugas tersebut banyak sekali sampai beberapa lembar disini saran saya mungkin ibu bisa menaruh di kopma saja karena tidak semua anak yang kuliah diperbanas adalah anak surabaya melainkan banyak anak luar kota yang ngekos (anak kos2an).

    Hanya itu saran dari saya mohon maaf dan atas pertimbangannya terimah kasih.

    Nuning Himmatul Ulya
    2004310176

  4. Dear Siti Nurhayati,
    Sepertinya saya nggak perlu jawab ya pertanyaan kamu he he he, khan kapan hari sudah ketemu saya dan kita berdiskusi.

    Dear Nuning Himmatul Ulya,
    Pakai strategi dong non …. jadi bergantian dengan temen yang lain untuk download artikelnya trus difotocopy di Kopma …. jadi khan bisa low cost he he he …… Sukses deh non. Semoga sukses UTSnya …. Merdeka!!!

  5. Harry says:

    Selamat Pagi Bu.
    bu saya saya butuh jurnal tentang pengaruh sitem informasi akuntansi terhadap perdana saham yang terdapat di perusahaan di BEJ..
    saya sangat membutuhkan jurnak ini untuk sebagai bahan referensi untuk tugas akhir saya. jika bisa ibu tampilkan di blok ibu..
    terimakasih…
    By: Harryadinata

  6. Luciana Spica Almilia says:

    Dear Harry,
    Maaf Harry, kebetulan yang saya tampilkan disini adalah hasil penelitian karya saya (atau bersama tim yang lain) dan kebetulan saya belum meneliti tentang Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Saham Perdana yang terdapat di perusahaan BEJ. Coba cari di Simposium Nasional Akuntansi yang diselenggarakan secara tahunan oleh IAI Akuntan Pendidik. Selamat meneliti dan sukses selalu.

  7. Meena_FE_UNMUL_SMD says:

    Pagi bu luci….boleh ikutan yah…
    may i introduce my self…
    saya mina mahasiswi UNmul SMD..kebetulan lagi ambil mata kuliah akuntansi internasional. mohon bantuannya bu, kebetulan dapat tugas paper tentang penerapan standar akuntansi internasional. menurut ibu kelebihan dan kekurangan dari IAS dan GAAP apa aja y…saya tunggu bantuan ilmunya. karena saya sangat butuh sekali…terima kasih sebelumnya..

  8. Henny says:

    Siang Bu Luci,

    Saya Henny mahasiswi di salah satu universitas di Batam. Saya kesulitan mencari abstract di internet, apakah Bu Luci tau website mana aja yang free untuk mendownload abstract selain Web SSRN? Apakah Bu Luci punya jurnal yang berhubungan dengan rasio profit margin?

    Sebelum dan sesudah, saya ucapkan terima kasih.

  9. yuanita says:

    Hai, Bu Luciana…
    Saya yuanita mahasiswi di UWM. saya sedang mempersiapkan proposal untuk pengajuan skripsi nah topik yang mau saya ambil itu analisis kebangkrutan bank dengan rasio Camel.. Saya punya nih jurnal Bu Luci yang judulnya Analisis Rasio camel Terhadap Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002..
    Nah saya bingung, bu… saya kan jurusan manajemen tetapi banyak sekali jurnal yang saya dapat itu untuk akuntansi. yang saya mau tanyakan apa saya bisa gunakan jurnal akuntansi untuk proposal saya?
    kalau yang jurnal untuk manajemen keuangan sendiri saya dapat bukan dengan rasio Camel…
    Trima kasih yah, Bu luci….

  10. ali Fe-UMY says:

    bu saya sekrng lagi mencari judl skirpsi dengan topik akuntansi sektor publik. ibu punya artikel terkait dengan topik itu tidak?

    trima kasih ya bu.

    ali fE. UMY

  11. Yo_Me says:

    Mba Luci, saya mau tanya lagi mengenai Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Perioda 2000 – 2002. Mba saya sudah beli buku spss imam gohzali tapi pada penjelasan mengenai Regresi Logistic hanya sedikit dan saya masih belum memahami. Mba luci bisa jelasin mengenai Regresi Logistic secara detail, supaya saya bisa melanjutkan penelitian saya. Terima kasih mba luci.

  12. m mahsun yogya says:

    Apa kabar Bu Lusi…. apa kabar…
    Blog-nya kok BAGUS banget sih, mbok aku diajari….?!

    Salam Sukses
    Gudeg

  13. ichsanmufti says:

    Saya juga mahasiswa lho bu.. Komen ah

    Blog ibu makin keren aja 🙂

  14. arthur malonda says:

    met pagi / siang / malem bu..
    salam kenal bu.. saya mahasiswa FE Ubaya..
    sedang bikin skripsi tentang bankruptcy prediction.. dengan altman theory (Z-score) sebagai grand theory dan objeknya perusahaan-perusahaan yang listed di BEJ periode 2003-2005 (karena di Buletin ICMD baru ada periode tersebut).. Saya butuh bantuan bu.. saya masih gamang dalam menentukan apakah saya harus meneliti semuanya ataukah sebatas perusahaan yang berada di bawah ratio tertentu (yang “tidak sehat”) saja.. Mohon bantuannya.. dan terakhir bu.. Kalau memang boleh, sebaiknya saya berkomunikasi dengan ibu lewat e-mail atau cukup dari website ibu.. terima kasih bu.. btw bu, penelitian ibu juga menjadi dasar skripsi saya.. boleh kan bu?.. terima kasih sekali lg..

  15. Siti Nurhayati says:

    Pagi ibu…
    Bu rangkuman artikel AInya kok belum ada ya,bu? Ibu lupa,ya… 🙂
    oh, iya bu saya mau tanya sedikit ne tentang artikel 7…
    Kemaren saya uda coba translate appendix 1&2 tapi saya agak ga ngerti tentang beberapa kalimat, mudah-mudahan ibu mau membantu saya :
    1) impairment loss kalosaya translate secaramanual itu jadinya kok pelemahan kerugian, apa bener begitu,bu???

    2)recoverableamount kalo saya artikan hasilnya jadi jumlah yang diperbaiki, apa ini juga bener,bu???

    3)cash generate unit artinya unit kas secara umum, apa ini juga benar,bu???

    Mohon bantuannya,ya bu…
    oh iya sekalian minta di doain mudah-mudahan saya besok bisa lulus sertifikasi, ya bu… 🙂

    Trimakasih, ibu..
    Selamat bekerja.. 🙂

  16. RA Kartini says:

    Rame bener yang tanya, kok ga ada respon dari empunya blog yah ….?

  17. Luciana Spica Almilia says:

    Dear all,
    Mohon maaf jika banyak pertanyaan yang tidak dijawab, karena sebagian besar pertanyaan menanyakan tentang koleksi artikel. Kebetulan artikel yang saya punya sudah saya upload di blog saya ini. Mohon maaf bagi pembaca blog jika saya tidak bisa banyak membantu. Thanks

  18. Diana says:

    Bu lucy yang manis kasih info donk bikin blognya.masih ingat gak bulaksumur G-12.salam kompersah

  19. yani jakarta says:

    bu lucy makin cakep aja nih fotonya. bole kenalan gak?

  20. YOME says:

    Mba saya mau nanya lagi mengenai jurnal yg berjudul ANALISIS RASIO CAMEL TERHADAP PREDIKSI KONDISI LEMBAGA PERBANKAN BERMASALAH PERIODA 2000-2002 , pada jurnal tersebut di halaman 23 terdapat Tabel 6 isinya PREDIKSI KONDISI BERMASALAH BANK TAHUN 2000-2002. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana cara menghitung Tingkat Akurasi dan Tingkat Akurasi Keseluruhan? Saya tunggu jawabannya. Terimakasih

  21. toni says:

    hiiiii bu luci…
    saya mahasiswa unsyiah aceh..
    saya lagi kebingungan untuk judul skripsi saya tentang keuangan internasional…
    bantu sya ya bu untuk cari jurnal nya… pleaseeeee
    thanx before…

  22. jeni says:

    selamat pagi bu.. saya lagi dikejar deadline skripsi. bu, saya mau nanya bisa tidak rasio keuangan total asset, total debt/(total debt+market cap), operating cashflow memprediksi kesulitan keuangan? bu, var dependen sykan kategorik, yaitu financial distress yang saya ukur dr debt ratio > 1. bu, debt ratio itu bisa tidak utk dijdkan variabel indipendet? dan sebenrnya sampel perusahaan apa yg cocok utk memprediksi kesulitan keuangan? apakah retail? manufaktur? atw perushaan yg lain? bu saya mohon bantuannya. terimakasih

  23. jeni says:

    bu ini jeni lagi. tujuan skrpsi saya adalah bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap kondisi financial distress perusahaan. yg jadi var indipndt adalah TA, OCF, Total debt/(total debt+market capital). dan var depndtnya adalah financial distress, sy ukur dari debt ratio > 1.debt ratio itu bisa tidak saya jadikan var indipendent?oya bu, saya mau nanya lagi (total debt/market capitalization) itu terdapat di neraca ya bu? yang ada di common ekuity bukan? bu tolong dibalas segera. saya dikejar deadline tgl 30 juli ini. terimakasih.

  24. beni Nugroho says:

    selamat siang bu….. saya telah menuliskan pesan saya pada bagian lain. Maaf bu, saya ulang!
    “Apakah Ibu memiliki artikel yang bertemakan tentang prediksi laba perbankan baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah dengan menggunakan rasio keuangan CAMEL?”
    Besar harapan saya untuk ibu bisa membantu dalam penulisan skripsi saya!

    Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak-banyak terimakasih serta smoga dapat kebaikan yang lain dari-Nya.

    Beni Bugroho
    Universitas Sebelas Maret
    Please, send to our email: benintriw@yahoo.co.id

  25. darmaisah says:

    Tugas Mata Kuliah Instrument Keuangan

    Dosen : Luciana Spica Amilia
    Mahasiswa : Darmaisah – 2006 610 440 Pasca Sarjana STIE PERBANAS

    Peranan Perbankan di Indonesia dalam Stabilitas Sistem Keuangan di Indonesia

    Bank Indonesia saat ini telah dan akan terus mengupayakan berbagai mitigasi risiko antara lain melalui Penguatan Jaring Pengaman Sektor Keuangan (JPSK), Operasionalisasi Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK) dan Pengendalian risiko sistem pembayaran.

    Pembentukan FSSK merupakan bagian dari upaya penguatan sistem keuangan melalui kerja sama, koordinasi, dan pertukaran informasi antar lembaga-lembaga yang bertanggung jawab dalam penciptaan dan pemeliharaan stabilitas sistem keuangan.

    Definisi dan Kenapa diperlukan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) :
    “SSK adalah Sistem keuangan yang mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan.”
    ” SSK adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik.”
    ”SSK adalah Suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi.”

    Ketidakstabilan sistem keuangan dapat dipicu oleh berbagai macam penyebab dan gejolak. Hal ini umumnya merupakan kombinasi antara kegagalan pasar, baik karena faktor struktural maupun perilaku.
    Kegagalan pasar itu sendiri dapat bersumber dari eksternal (internasional) dan internal (domestik).
    Sistem keuangan secara umum terdiri dari pasar, lembaga dan infrastruktur. Risiko yang sering menyertai kegiatan dalam sistem keuangan antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional yang sebagai besar adalah merupakan resiko perbanakan.

    Peranan Perbankan Indonesia

    Pentingnya menjaga tingkat kesehatan lembaga keuangan khususnya perbankan dalam menciptakan system keuangan yang sehat mempunyai beberapa alasan :
    1. Keunikan karateristik perbankan yang rentan terhadap serbuan masyarakat yang menarik dana besar-besaran (bank runs) sehingga berpotensi merugikan deposan atau kreditur
    2. Penyebaran kerugian di bank-bank sangat cepat melalui contagion effect sehingga berpotensi menimbulkan system problem
    3. Proses penyelesaian bank-bank bermasalah yang membutuhkan dana yang tidak sedikit (dana rekap) Indonesia (1997-1998) 34,45 % dari PDB, Thailand (1997-1998) 34,5 % PDB dan Chili (1981-1983 ) 41,2 % PDB
    4. Hilangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan sebagai lembaga intermediasi akan menimbulkan tekanan-tekanan terhadap sector keuangan (financial distress)
    5. Ketidakstabilan sector keuangan akan berdampak kepada kondisi makroekonomi, khususnya dikaitkan dengan tidak efektifnya transmisi kebijakan moneter

    Bank sebagai Lembaga keuangan yang fungsinya sebagai intermediasi penyimpan dana masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit .Pemberian kredit yang tidak sehat/banyak bermasalah akan menyulitkan bank mengembalikan dana masyarakat. Krisis keuangan dan perbankan pada tahun 1997-1998, nilai rupiah merosot saangat tajam dan bunga bank melambung tinggi sehingga banyak debitur yang tidak mampu membayar kreditnya, telah menjadi pelajaran yang sangat berharga .

    Sektor perbankan adalah sektor terbesar dalam system keuangan . Peranan bank yang masih dominan dalam kegiatan perekonomian Indonesia ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis. Kegagalan sebuah bank dapat menyebabkan kerusakan ekonomi seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998, demikian besar dana rekap yang diperlukan untuk menyehatkan perbankan kembali. Kini aset industri perbankan sekitar Rp 1.469 triliun, sementara aset dana pensiun dan asuransi hanya Rp 170 triliun. Di sejumlah negara, porsi dana pensiun dan asuransi seimbang dengan perbankan.

    Regulasi perbankan , penerapan API, GCG dan pemberlakuan Sertifikasi Manajemen Resiko bagi pejabat bank akan memperkuat struktur dari system perbankan, sehingga perbankan di Indonesia menjadi kokoh dan kuat, sehingga perannya akan sangat mendukung dan menjaga stabilitas system keuangan.

    Sumber : Stabilitas Sistem Keuangan –Prof Dr. Anwar Nasution
    FSSK-Bank Indonesia

    ============================================================================

  26. darmaisah says:

    TUGAS Mata Kuliah Instrument Keuangan- Dosen : Luciana Spica Almilia
    Mahasiswa : Darmaisah – STIE Perbanas Pasca Sarjana

    Perkembangan Pasar Derivative Opsi di Indonesia

    Pada tahun 1973, Chicago Board Options Exchange menjadi bursa terorganisasi pertama di dunia yang memperdagangkan Kontrak Opsi. Opsi yang diperdagangkan saat itu hanyalah opsi pada saham (stock option). Sejak itu, pasar opsi terus mengalami pertumbuhan pesat. Saat ini, opsi yang diperdagangkan tidak hanya terbatas opsi saham, tetapi juga opsi indeks saham (stock index options), opsi kurs valas (currency options), opsi komoditas (commodity options), dll.

    Pasar opsi telah mendunia, dan opsi diperdagangkan pada bursa besar dan kecil di manca negara. Sebagai contoh, bursa besar dunia seperti European Options Exchange di Amsterdam dan bursa di Sydney yang lebih kecil pun telah memperdagangkan opsi. Sementara itu, bursa di kawasan Asia Tenggara negara tetangga kita, seperti Singapura, Malaysia dan Filipina, tak mau ketinggalan memperdagangkan opsi di bursa resmi yang terorganisasi.

    Di Indonesia sendiri perkembangan pasar opsi bisa dikatakan agak tertinggal. Saat ini, pada pasar modal kita yang ada hanyalah perdagangan opsi dalam bentuk waran, yang merupakan bagian dari obligasi atau saham. Kontrak opsi terhadap saham baru mulai disimulasikan di Bursa Efek Jakarta paro kedua tahun 2003.

    Aset dasar yang dipilih adalah saham Telkom, Astra Internasional, Gudang Garam, H M Sampoerna, dan Bank BCA. Jangka jatuh temponya 1 bulan. Penyelesaian pada saat jatuh tempo akan menggunakan sistem cash settlement. Ini berarti investor tidak perlu melakukan serah-terima saham, cukup dengan penyerahan uang tunai sejumlah selisih antara harga saham dengan harga tebus opsi.

    Menurut pendapat iHedge bahwa Opsi dan berbagai instrumen derivatif lainnya hanyalah sebuah alat yang memungkinkan penggunanya untuk mengambil tindakan yang menurut mereka paling cocok sesuai dengan kebutuhannya. Seperti alat-alat lainnya, opsi bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat, tapi bisa juga menjadi alat yang bisa mematikan penggunanya

    Perdagangan opsi akan menambah volatilitas bursa saham. Namun pihak lain berpendapat, jika digunakan dengan cermat, maka opsi akan sangat berguna bagi perusahaan maupun individu untuk mengurangi risiko keuangan yang selalu membayangi. Selanjutnya, dengan adanya opsi, mereka bisa mengurangi volatilitas pasar sehingga banyak proyek yang tadinya tidak layak menjadi layak.

    Mengenal Opsi

    Opsi adalah kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang kontrak itu untuk membeli (call options) atau menjual (put options) suatu aset tertentu dengan harga tertentu (strike price/exercise price atau harga patokan/tebus) dalam jangka waktu tertentu.

    Sebagai contoh ilustratif, umpama harga saham Telkom di bursa Amerika Serikat US$ 29 per saham.

    Kalau kita membeli call options untuk saham Telkom dengan harga tebus US$ 30 dan jatuh tempo tiga bulan dari sekarang, maka tiga bulan lagi kita punya hak (bukan kewajiban) untuk membeli saham Telkom dari penjual opsinya seharga US$ 30 per saham.

    Jika tiga bulan telah berlalu dan harga saham Telkom saat itu ternyata US$ 40 per saham, maka kita boleh menggunakan hak (istilahnya exercise opsi kita ) membeli saham Telkom dengan harga US$ 30 per saham. Kemudian, kalau mau, kita bisa segera menjualnya di pasar dengan harga US$ 40 per saham, sehingga kita akan untung US$10 per saham.

    Namun, jika ternyata harga saham Telkom setelah tiga bulan bukannya US$ 40 melainkan US$ 15, kita tidak perlu exercise call options kita, karena kita bisa beli saham lebih murah dari US$ 30 per saham di pasar.

    Dalam kasus terakhir, kita biarkan saja kontrak call options kita berakhir tanpa kita gunakan, sehingga kita cuma rugi sebesar harga yang kita bayar untuk beli kontrak itu (harga ini disebut sebagai premi dari opsi). Dengan demikian, kalau kita punya call options saham Telkom, bila harga jatuh kerugian kita terbatas sebesar premi dari opsi, sedangkan kalau harga naik potensi laba bisa tinggi.

    Opsi merupakan suatu alat investasi yang cukup versatile, ia memungkinkan kita untuk mengambil berbagai macam posisi dan resiko sesuai dengan yang kita inginkan. Opsi hanyalah alat. Bagaimana kita menentukan opsi saham mana yang akan dibeli, posisi apa yang ingin diambil, dan resiko apa yang ingin diambil tergantung dari riset kita sendiri.

    Sepertinya kepopuleran Opsi mulai merambah Indonesia. Sudah banyak pemain derivative yang ditawari untuk mengikuti seminar tentang bagaimana menggunakan Opsi sebagai instumen investasi yang bisa memberikan untung berlipat-lipat dan kerugian terbatas?

    Promosi tawaran seminar diatas rasanya investasi opsi tidaklah demikian, karena dalam pasar yang tidak dimanipulasi, nilai opsi adalah wajar atau netral. Sehingga keuntungan tidak akan diperoleh berlipat-lipat atau tidak terbatas. Opsi tidak dijual dengan harga yang terlalu murah sehingga akan memberikan untung berlipat-lipat atau terlalu mahal sehingga akan selalu merugikan pembelinya.
    Seperti instrumen derivatif lainnya, options is a zero sum game. Umpama keuntungan Rp 1 juta yang diperoleh di akhir kontrak jika analisa kita benar, berasal dari penjual kontrak. Ini berbeda dengan saham, dimana perdagangan saham is not a zero sum game. Dalam berinvestasi di saham, ada aliran dana lain yang masuk ke pemilik saham, yaitu dari pendapatan perusahaan. Oleh karenanya, kalau kita jumlah dari berbagai pemilik saham, total nilai saham cenderung naik setiap tahun. Lain halnya dengan options, kalau kita jumlah nilainya dari berbagai peserta kontrak, total nilai options adalah selalu NOL. Kalau kita memperhitungkan biaya transaksi yang biasanya cukup besar di pasar options, maka options is a negative sum game. Jumlah uang kedua pihak di akhir kontrak lebih sedikit dari jumlah uang kedua pihak di awal kontrak karena sebagian masuk broker.
    Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan untuk membeli opsi :
    Untuk untung dalam bermain opsi , kita tidak hanya perlu benar dalam memprediksi arah pergerakan aset, tapi aset harus bergerak sesuai arah yang kita prediksi paling tidak sebesar options premium yang kita bayar.

    Setiap hari, nilai time premium options berkurang walaupun harga aset tetap dan volatilitas tetap. Ini namanya time premium yang terkikis setiap hari. Bayangkan options sebagai sebuah asuransi dengan jangka waktu terbatas. Kalau tidak ada apa-apa, maka nilai asuransi itu akan berkurang terus setiap harinya sampai hangus.

    Sekitar 70% atau lebih opsi hangus tak bernilai di masa akhir tempo.

    Kesimpulan :

    Dengan melihat data diatas dan tanya jawab pemain derivative di Indonesia di internet maka perkembangan derivative opsi di Indonesia baru saja dimulai dan perkembangan kuantitatif nya belum kami peroleh data . Dan diharapkan dimasa datang akan ada perkembangan yang lebih baik. Sehingga akan memperamai pasar derivative di Indonesia, sehingga orang-orang yang memerlukan opsi dapat memperoleh dengan mudah dan dengan biaya yang lebih rendah.

    Mahasiswa : Darmaisah – STIE Perbanas Pasca Sarjana

    Sumber : ihedge.wordpress.com

  27. fariz says:

    bu luciana…..
    saya mahasiswa UNESA, saya kan mengambil judul skripsi tentang financial distress, tapi variabel yang saya gunakan itu hanya 5 variabel yaitu Arus kas, DER, ROA,PM, fixed asset turnover. dan hasil penelitiannya itu semua variabel tidak signifikan, alasannya sampai sekarang saya belum menemukan, apakah ibu bisa ngasih solusi harus saya cari dimana?

  28. fariz says:

    oiya ibu. sebelum dan sesudahnya saya sampaikan terima kasih banyak buanget……… ma ibu. doakan saya cepet selesai ya bu…………..

  29. Edijoelianto says:

    Komentar
    Analisis kinerja Bank Mandiri Setelah Merger Dan Sebagai Bank Rekapitalisasi
    Oleh : Edi Joelianto
    Mahasiswa Pasca Sarjana STIE Perbanas

    Gagasan Merger Bank
    Gagasan atau ide melakukan merger bank sebenarnya sudah cukup lama didengungkan, seiring dengan mulai rontoknya sejumlah bank di tanah air. Barangkali masih ingat dalam benak pikiran kita ketika pemerintah melakukan likuidasi enambelas bank sekitar Nopember 1997. Rontoknya 16 bank umum sekitar Nopember 1997, tersebut nampaknya telah menyentakkan dunia perbankan nasional. Kecemasan demi kecemasan terus menghantui para bankir khususnya pihak swasta, jangan-jangan likuidasi atau pembekuan bank akan terus bergulir. Bahkan beberapa pengamat perbankan pada saat itu memprediksikan bahwa masih ada likuidasi babak berikutnya terhadap beberapa bank lainnya yang sebenarnya juga memiliki kinerja yang kurang lebih sama dengan teman-temannya yang sudah gulung tikar tersebut.
    Ternyata munculnya likuidasi susulan terhadap bank-bank yang tidak sehat, baik dari sisi permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, maupun likuiditasnya ternyata tak dapat dihindari lagi, meskipun dengan bahasa yang agak berbeda yaitu pembekuan operasi (Bank Beku Operasi/BBO). Disamping itu, juga munculnya sejumlah bank yang dengan terpaksa masuk dalam perawatan lembaga penyehatan perbankan nasional, BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).
    Sekitar Maret 1998, empat belas bank swasta nasional akhirnya ditertibkan pemerintah, tujuh bank dibekukan operasinya (Bank Kredit Asia, Centris International Bank,, Bank Deka, Bank Subentra, Bank Pelita, Hokindo Bank, dan Bank Surya), dan tujuh bank lainnya dalam pengawasan BPPN (BDNI, Bank Exim, Bank Danamon, BUN, Bank Tiara Asia, Bank PDFCI, Modern Bank).
    Dalam perkembangannya, bank yang dalam pengawasan BPPN tersebut setelah menjalani perawatan dalam kurun waktu tertentu, akhirnya pada tanggal 21 Agustus 1998 pemerintah mengambil keputusan yang tidak mengenakkan dunia perbankan yaitu melakukan pembekuan operasi terhadap tiga bank swasta BDNI, Bank Modern, dan BUN (Bank Beku Operasi/BBO) serta pengambilalihan kepemilikian oleh pemerintah (Bank Take Over) terhadap empat bank swasta yaitu Bank Danamon, Bank BCA, Bank Tiara, dan Bank PDFCI.
    Motivasi Merger Bank
    Meskipun alasan pemergeran kelima bank tersebut tidak secara eksplisit dinyatakan secara jelas, namun sebenarnya alasan merger bank arahnya dapat diduga. Apa sebenarnya yang mendasari suatu bank melakukan merger? Paling tidak ada tiga alasan penting yang mendasari mengapa bank perlu melakukan merger yaitu pertama : untuk menciptakan suatu sinergi, khususnya yang berkaitan dengan memperkuat aset, modal dan jaringan pemasaran yang telah ada; kedua : untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi kerja bank; dan ketiga : meningkatkan peran manajerial bagi bank hasil merger.
    Bank-bank yang telah melakukan merger tersebut dengan sendirinya jumlah aset dan modal bank yang dimilikinya akan menjadi besar. Sebagai contoh, Bank Mandiri yang merupakan bank hasil merger antara empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim, dan Bank Pembangunan Indonesia, total asetnya pada saat akan di merger diperkirakan mencapai lebih dari Rp. 90 triliun dan modal sendiri mencapai sekitar Rp. 9 triliun. Disamping menambah jumlah aset dan modalnya, maka jumlah nasabah yang dapat dilayaninya, serta jumlah kantor cabang dari hasil merger bank tersebut juga semakin meningkat.
    Sementara itu, dengan adanya merger bank tersebut diharapkan akan dapat meningkatkan efisiensi kerja melalui pengurangan berbagai aktifitas yang sama yang ada dalam bank. Sebagai konsekwensinya, harus ada kerelaan untuk melakukan perampingan karyawan dalam berbagai tingkatan (level posisi/jabatan). Munculnya bank baru hasil merger, Bank Mandiri misalnya, diperkirakan sekitar ribuan karyawan dengan terpaksa dan berat hati harus dirumahkan atau memperoleh kesempatan pensiun lebih cepat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, tentunya jauh hari sudah memperoleh perhatian dengan seksama, seperti memberikan berbagai bentuk pelatihan yang memungkinkan mereka yang akan dirumahkan tersebut untuk mampu mandiri plus bekal permodalan untuk membuka usaha (bisnis) baru bagi kelangsungan hidupnya.
    Sedangkan mengenai peran manajerial dalam bank hasil merger diharapkan akan dapat menghasilkan suatu efisiensi dan peningkatan kinerja (performance) secara optimal melalui penempatan tenaga-tenaga profesional perbankan yang dimiliki oleh masing-masing bank hasil merger. Dalam hal ini, penempatan terhadap tenaga-tenaga profesional dalam bidangnya masing-masing tersebut hendaknya dilakukan berdasarkan bukan saja dari sisi profesionalisme, tetapi juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip keadilan, kebersamaan, dan keterbukaan (transparansi) bagi semua pihak.
    Gelombang Merger
    Apabila kita amati tentang bagaimana perkembangan merger bank di berbagai Negara nampaknya merger berlangsung dalam tempo dan ritme yang berbeda-beda. Sekitar tahun 1970-an gelombang pertama merger terjadi di Amerika, seperti bergabungnya Bank of America dengan Security Pacific, Chase Manhattan Bank dengan Chemical Bank, dan Bank of New York dengan Irving Trust.
    Selanjutnya diikuti gelombang kedua merger yang terjadi di Eropa, terutama di Swiss, seperti rencana merger antara Union Bank of Switzerland dengan Swiss Bank Corp. Gelombang mergerpun terus bergulir sehingga muncul gelombang ketiga merger di kawasan Asia Pasifik, yang ditandai dengan terjadinya merger antarbank di Australia yang sebelumnya pernah ada larangan bank untuk merger (Infobank 222).
    Tak ketinggalan gelombang merger juga mulai merembes di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Di tahun 1999 yang menurut penanggalan Cina sebagai tahun kelinci nampaknya merupakan tahun baik untuk melakukan merger. Terutama dengan adanya tekad pemerintah untuk melakukan merger empat bank pemerintah kedalam Bank Mandiri yang saat itu diperkirakan sekitar Mei 1999 sudah rampung total.
    Para pemilik bank-bank swasta yang sebelumnya merencanakan melakukan merger antara lain kelompok Bakrie, Nusamba, dan Eka Tjipta Widjaja. Kelompok bank-bank swasta milik Bakrie seperti Bank Nusa, Bank Nasional, Bank Angkasa, dan Bank Komersial. Sedangkan kelompok Nusamba antara lain Bank Duta, Bank Bukopin, Bank Tugu, Bank Universal, dan Bank Umum Nasional. Sementara itu, kelompok Eka Tjipta Widjaya antara lain BII, BDNI, Bank SGP, Bank Tiara, Bank Tugu, dan Bank Dewa Rutji.
    Keinginan para pemilik bank-bank swasta saat itu untuk melakukan merger tentunya merupakan suatu kebutuhan yang tak dapat ditunda-tunda lagi. Namun, dalam perjalanannya rencana merger bank menjadi terhenti karena beberapa bank swasta yang direncanakan ikut merger telah dibekukan operasinya, seperti BDNI, BUN, dan Tiara.
    Apakah Merger Bank Mandiri sebuah harapan atau pemindahan resiko
    Dalam menghadapi era globalisasi, tentunya sangat diperlukan dukungan yang kuat dunia perbankan yang benar-benar sehat dan kuat dalam berbagai aspeknya baik dilihat dari aspek permodalan, manejemen, rentabilitas, maupun likuiditasnya.
    Keputusan pemerintah memang telah bulat dan harus disosialisasikan kepada public (termasuk nasabah) dengan baik. Satu hal yang tak boleh dilupakan adalah bagaimana penanganan lebih lanjut terhadap status para karyawan yang kini berstatus sebagai bank merger tersebut. Yang jelas cepat atau lambat akan terjadi gelombang rasionalisasi para karyawan bank merger tersebut, sebagaimana terjadi bank merger sebelumnya. Agar rasionalisasi karyawan bank merger tersebut tidak menimbulkan gejolak yang berarti, sudah selayaknya perlu dipikirkan pola rasionalisasi yang menyejukkan mereka (smiling rationalization). Kalau pemerintah cukup berhasil dalam melakukan merger Bank Mandiri, tentunya hal itu juga bisa dilakukan bagi bank merger yang baru. Nampaknya tidak sesuai dengan kenyataan contoh nyata bank Mandiri
    Berdasarkan tujuan merger di atas, jelas bahwa merger tidak hanya dibutuhkan oleh bank yang tidak sehat, namun justru sesama bank sehatpun perlu mempertimbangkan merger. Jika kita mengevaluasi keputusan pemerintah dalam melakukan merger terhadap empat bank BUMN tersebut, jelas tersirat bahwa pertimbangan merger bukan didorong oleh tujuan murni merger sebagaimana diuraikan di atas.

    Ada tiga pertimbangan penting di dalam merger keempat bank tersebut, yaitu:
    1) Menghindari sanksi penutupan oleh BI karena diperkirakan bank tersebut kesulitan mencapai capital adequacyratio (CAR) 8% di akhir tahun 2001.
    2) Menghindari pengeluaran negara yang cukup besar untuk membayar para deposan apabila bank-bank tersebut ditutup oleh BI.
    3) Mencegah terjadinya domino effect, bertambahnya jumlah pengangguran, dan aspek negatif lainnya apabila bank tersebut harus ditutup.

    faktor global yang menjadi penyebab pembentukan kembali industri perbankan sedikitnya ada lima (five global will shape the future evolution of Indonesia’s Banking System) yaitu :
    1. Globalisasi, ditandai oleh adanya peningkatan jumlah bank asing yang beroperasi baik langsung atau tidak langsung di Indonesia.
    2. Konsolidasi akan adanya dorongan untuk merger bagi bank di dalam negeri untuk memperoleh skala usaha yang hemat dan berbiaya rendah.
    3. Ketiga, semakin dirasakan adanya proses dis-intermediasi perbenkan karena perusahaan-perusahaan besar akan dapat secara langsung berhubungan dengan para kreditur tanpa harus melalui bank.
    4. Perubahan struktur pendapatan bank, bergeser dari dominasi pendapatan dari jasa bank (fee based income).
    5. Pengawasan perbankan yang lebih ketat karena adanya berbagai peraturan/regulasi tambahan seperti New Based Capital Accord (2005), Lembaga Asuransi Deposito (2004), Lembaga Baru Pengawas Perbankan dan sebagainya.

    Dalam rangka penggabungan tersebut, oleh pemerintah Bank Mandiri mendapat suntikan dana untuk memperkuat struktur permodalan dan memenuhi rasio kecukupan modal (CAR) dalam bentuk obligasi pemerintah sebesar Rp178 trilyun. Setelah rekapitalisasi, Bank Mandiri dapat memenuhi posisi ekuitas dalam laporan keuangannya. Bulan Juli tahun 2000, Bank Mandiri telah mengembalikan sebesar Rp2,657 trilyun atas kelebihan jumlah rekapitalisasi (obligasi pemerintah) kepada pemerintah. Total obligasi pemerintah yang berada di Bank Mandiri pada tahun 2000 menjadi Rp175,343 trilyun.
    Dalam perjalanannya, jumlah obligasi pemerintah tersebut telah berkurang menjadi Rp153,493 trilyun pada akhir Desember 2001. Penurunan tersebut disebabkan oleh penjualan obligasi rekapitalisasi pemerintah sebesar Rp15,787 trilyun untuk meningkatkan likuiditas dan penyesuaian harga pasar terhadap obligasi tersebut sebesar Rp37,686 trilyun yang direklasifikasikan ke portofolio tersedia untuk dijual. Sedangkan rugi yang belum direalisasi atas penyesuaian harga pasar dari obligasi tersedia untuk dijual sebesar Rp5,016 trilyun.
    Pada tahun 1999, modal dan aktiva yang dimiliki Bank Mandiri mengalami peningkatan menjadi positif sebesar Rp8,875 trilyun dan Rp225,945 trilyun, setelah pemerintah menginjeksi dengan obligasi pemerintah. Namun, laba setelah pajak yang diperoleh masih mengalami defisit sebesar Rp67,796 trilyun. Disamping itu, kewajiban (utang) Bank Mandiri meningkat sebesar Rp14,591 trilyun dibandingkan sebelum merger. Biaya operasional lainnya yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri sangat besar yaitu Rp12,296 trilyun yang sebagian besar disebabkan adanya pengurangan pegawai dari 26.597 orang menjadi 19.606 orang yang membutuhkan biaya sekitar Rp8 trilyun. Tahun 2000, kinerja keuangan Bank Mandiri semakin membaik dengan berbagai peningkatan seperti modal dan laba setelah pajak. Disamping itu, Bank Mandiri dapat memberikan dividen sebesar Rp1,011 trilyun kepada pemerintah melalui bagian laba BUMN (APBN). Kinerja keuangan Bank Mandiri pada tahun 2001 juga mengalami peningkatan pada laba dan pendapatan. Namun, modal yang dimiliki justru berkurang sebesar Rp3,845 trilyun. Hal ini disebabkan adanya kerugian yang belum direalisasi atas surat berharga dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual dan tambahan modal disetor yang berkurang dibandingkan tahun sebelumnya.
    Kesimpulan :

    1. Peningkatan kinerja keuangan Bank Mandiri tahun 2000 dan 2001 dapat dikatakan “semu”, sebab peningkatan tersebut diperoleh dari hasil bunga obligasi pemerintah yang mencapai 75% dan 73% dari total pendapatan bunganya.
    2. Pendapatan yang diperoleh atas kredit yang diberikan kepada nasabah hanya sebesar 19% tahun 2000 dan 18% tahun 2001. Dengan kondisi demikian, Bank Mandiri beroperasi bersandar pada pendapatan bunga obligasi pemerintah.
    3. Penyelesaian NPL Mandiri Makin Sulit akibat Kondisi yang kurang menguntungkan Bank Mandiri belakangan ini membuat upaya penyelesaian kredit bermasalah atau non performing loan/NPL semakin sulit hal ini disebabkan kondisi makro-ekonomi memengaruhi kinerja nasabah-nasabah Bank Mandiri sehingga upaya restrukturisasi penyehatan kredit menjadi lebih tidak mudah antara lain faktor yang mempengaruhi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, tingginya suku bunga, lonjakan inflasi, anjloknya daya beli masyarakat, dan turunnya pertumbuhan ekonomi.
    4. Selain itu memburuknya makro-ekonomi, Bank Mandiri juga kehilangan momentum penyelesaian NPL secara signifikan terkait gagalnya negosiasi penjualan utang PT Kiani Kertas dengan Sampoerna Strategic. Kondisi ini bertambah sulit karena salah satu langkah terobosan dalam penyelesaian NPL, yaitu membentuk special purpose vehicle (SPV) juga terganjal perundang-undangan dan Peraturan Menteri Keuangan, tidak seperti bank swasta yang bisa dengan mudah menghapus tagihan atau menjual NPL-nya kepada pihak ketiga, bank BUMN harus melewati sejumlah prosedur yang memakan waktu dan tidak efisien Per September 2005, NPL gross Bank Mandiri mencapai 23,4 persen dengan nominal Rp 24,6 triliun. Bank Mandiri dituntut mencapai NPL netto maksimal 5 persen pada akhir 2007.
    Untuk menghapus buku dalam jumlah besar tentu akan menggerus laba dan modal secara drastis. Apalagi pencadangan penyisihan kredit Bank Mandiri saat ini baru sekitar 44 persen dari total NPL. Karena itulah Bank Mandiri memerlukan kelonggaran untuk melakukan pemotongan pokok utang terhadap kredit bermasalahnya. Artinya, Bank Mandiri sangat tergantung pada dukungan pemerintah untuk menerbitkan peraturan pemerintah atau peraturan presiden yang memperbolehkan bank BUMN melakukan hair cut.
    Jika diperbolehkan melakukan hair cut secara langsung, Bank Mandiri bisa lebih mudah dan lebih cepat menjual kredit-kredit yang telah dihapus buku (ekstra komptabel atau tidak lagi tercatat di neraca atau off balanced) yang jumlahnya pada akhir Desember 2005 mencapai Rp 22,66 triliun.
    Tanpa adanya pemotongan secara langsung, Bank Mandiri kesulitan untuk menjual dengan cepat kredit ekstra komptabel. Sebab berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, penjualan aset bermasalah BUMN hanya boleh dilakukan oleh Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara (DJPLN) Departemen Keuangan.
    Padahal selama ini tingkat pemulihan (recovery rate) aset bermasalah yang dilakukan DJPLN sangat rendah dan lamban. Hingga kini, dari total kredit ekstra komptabel sebesar Rp 22,66 triliun, sebanyak Rp 7,1 triliun telah diserahkan penanganannya ke DJPLN. Adapun nilai recovery aset yang diperoleh hanya 5,3 persen.
    Dengan menjual kredit ekstra komptabel, Bank Mandiri bisa mendapatkan dana segar untuk meningkatkan pencadangan. Selanjutnya, dengan cadangan penyisihan yang besar, Bank Mandiri pun dengan leluasa melakukan hapus buku terhadap NPL. Hasilnya, NPL sebesar Rp 26,57 triliun yang saat ini masih tercatat di neraca (on balanced) menjadi turun.
    Dengan menggunakan dana dari penjualan kredit ekstra komptabel, Bank Mandiri bisa dibilang tak perlu lagi memakai laba atau modal untuk pencadangan. Dampaknya, laba Bank Mandiri tidak akan tergerus seperti halnya pada tahun 2005.
    Untuk menjual kredit ekstra komptabel dalam jumlah besar, Bank Mandiri membutuhkan SPV atau lembaga khusus yang memiliki keahlian menjual aset bermasalah. Dengan adanya SPV, Bank Mandiri tidak lagi terlalu dibebankan untuk menyelesaikan aset bermasalahnya sehingga bisa fokus melaksanakan tugas uatamanya sebagai bank, yakni menyalurkan kredit dan melayani transaksi masyarakat.
    Dalam rencana strategis Bank Mandiri, pada tahap awal, kredit ekstra komptabel sekitar Rp 3 triliun akan dijual atau dialihkan kepada SPV. Penjualan kredit melalui SPV akan difokuskan pada kredit-kredit sektor usaha kecil dan menengah.
    Kendati berat, Bank Mandiri tetap akan mengurangi NPL dengan strategi restrukturisasi. Selama semester II 2005 Bank Mandiri telah menurunkan total NPL yang disumbangkan oleh 30 obligor terbesar, dari Rp 18,46 triliun pada Juni 2005 menjadi Rp 16,11 triliun pada akhir 2005. Rinciannya, peningkatan kolektibilitas (up grade) sebesar Rp 470 miliar, pelunasan utang senilai Rp 1,76 triliun, hapus buku Rp 385 miliar, dan penurunan kolektibilitas (down grade) sebesar Rp 308 miliar.
    Dalam menyelesaikan NPL yang disumbangkan 30 obligor besar, Bank Mandiri menerapkan tiga strategi utama, yakni restrukturisasi (work out), exit, dan monitoring.
    Strategi restrukturisasi diterapkan terhadap debitor yang masih mempunyai prospek usaha yang baik, namun kesulitan dalam pemenuhan kewajiban.
    Strategi exit diterapkan terhadap debitor yang penyelesaian kewajibannya bersumber dari penjualan aktiva tetap atau agunan atau melalui investor. Adapun strategi monitoring diterapkan terhadap debitor pascarestrukturisasi yang masih memerlukan pengawasan dalam pemenuhan syarat restrukturisasi kredit.
    Dengan semua langkah tersebut, ditambah dukungan para pemangku kepentingan, Bank Mandiri berharap NPL gross bisa diturunkan di bawah 10 persen dan NPL neto di bawah lima persen pada akhir tahun 2007.

  30. Edijoelianto says:

    Komentar analisis Bank Devisa dan Bank Non Devisa Di Indonesia
    Oleh : Edi Joelianto
    Mahasiswa Pasca Sarjana STIE Perbanas

    Saat ini Indonesia telah terbelit utang luar negeri pada tingkat yang sangat menghawatirkan, namun tidak ada tanda-tanda bahwa pemerintah akan berhenti meminjam. Utang luar negeri kita bukannya semakin berkurang malah secara kumulatif terus meningkat dari tahun ke tahun. Di tambah lagi dengan utang domestik yang di create pemerintah untuk program bantuan likuiditas serta program penjaminan dalam penyehatan perbankan. Pembayaran kembali utang-utang dan bunganya kini menjadi beban belanja negara, sehingga keuangan negara terancam bankrut.

    Sejak Pakto 1988 diluncurkan, ratusan bank-bank swasta nasional (BSN) berdiri dengan cepat dan ribuan kantor di buka. Ini berarti ribuan tenaga kerja professional perbankan diperlukan. Tenaga profesional perbankan bukan hanya sekadar teller, atau hanya mampu membaca dan menganalisis neraca dan laporan rugi/laba. Tetapi tenaga yang mempunyai visi, yang mampu mengenali berbagai karakteristik bidang usaha, mampu menganalisis dan mengetahui bahwa peminat kredit memang layak kredit. Sementara itu untuk menjadi seorang banker atau manjer profesional perbankan, tidak cukup dengan pendidikan formal sarjana saja, melainkan memerlukan pengalaman (leanirning by doing) di bidang perbankan paling sedikit dalam waktu lebih dari 10 tahun. Dalam keadaan yang demikian dapat diperkirakan bahwa pada umumnya bank-bank yang baru berdiri setelah Pakto ’88 dikelola oleh tenaga-tenaga yang kurang professional. Jika kebanyak bank dikelola secara tidak professional berarti bank-bank pada umumnya tidak menjalankan fungsi-fungsi perbankan secara memadai. Keadaan ini akan mengganggu system perbankan dan moneter, yang dalam jangka panjang pasti akan membuat perekonomian Indonesia menjadi macet bahkan collapse.

    Kesimpulan :
    1. Bank-bank yang didirikan setelah Pakto ’88, tidak hanya dikelola oleh manajer yang tidak professional, tetapi juga didirikan oeh para konglomerat yang tidak paham apa itu bank, fungsi dan peranannya dalam perekonomian. Dianggapnya bank itu sama dengan perusahaan dagang.
    2. Akibatnya, teknik yang digunakan di dalam mobilisasi dana masyarakat adalah teknok pedagang kelontong, yakni menawarkan suku bunga tabungan yang tinggi, terutama bunga deposito, dan berbagai hadiah atau bonus yang fantastic. Selain itu, pemilik bank juga memiliki puluhan bahkan ratusan perusahaan beraneka ragam, sehingga dana-dana masyarakat yang berhasil dimobilisasi dipinjamkan kepada perusahaan-perusahaan miliknya sendiri tanpa peduli kepada kelayakan kredit dan kesehatan perusahaan.
    3. Praktek-praktek perbankan semacam ini mendorong tingkat bunga mikro menjadi tinggi dan bila tidak dikendalikan oleh otoritas moneter maka suku bunga makro akan terseret naik dan pada gilirannya akan memicu terjadinya inflasi tinggi; dan menyuburkan peluang terjadinya kredit macet. Kalau kredit macet terjadi dan tidak segera diatasi, maka dengan sendirinya akan terjadi penggelembungan (bubble), yaitu suatu keadaan dimana tidak ada dana yang disalurkan namun seolah-olah ada kredit baru. “Kredit baru” akan menggelembung dengan sikap dan perilaku burung unta. Perilaku yang menipu diri sendiri dengan melakukan plafondering, yakni penumpukan bunga terutang yang tetap saja tidak dibayar, namun bunga terutang ini dikonversikan ke dalam kredit baru seolah-olah debitur membayar bunganya.

    Kebijakan lain dari pemerintahan Soeharto yang perlu dikemukan dalam tulisan ini adalah membebaskan setiap bank melakukan pinjaman komersial dari luar negeri. Sadar atau tidak, sesungguhnya dengan pembebasan tersebut pemerintah telah menciptakan gejala yang dikanal sebagai the fallacy of composition, mengingat bank bukanlah perusahaan dagang atau usaha lain pada umumnya.

    Implikasi dari kebijakan ini adalah bank-bank berebut memperoleh pinjaman luar negeri yang pada gilirannya memperbesar jumlah uang beredar, bahkan ternyata kemudian memberikan sumbangan yang berarti bagi krisis ekonomi Indonesia pada medio 1997.

    Krisis Perbankan
    Sampai dengan semester pertama 1997, kegiatan perbankan secara umum masih berkembang dengan kecepatan tinggi. Mobilisasi dana masyarakat meningkat pesat dan ekspansi kredit tetap kuat, terutama sector property. Ekspansi berlebih juga telah menyebabkan kewajiban perbankan, khususnya bank swasta nasional (BSN), dalam valuta asing meningkat tajam seperti tercermin pada memburuknya posisi devisa netto dan semakin besarnya rekening administratif dalam valuta asing selama tiga tahun, 1995 s/d 1997.

    Di sisi lain kredit non lancar pada beberapa bank nasional cenderung meningkat, sedangkan efisiensi usaha memburuk.

    Perkembangan di atas menyebabkan perbankan nasional sangat rentan (fragility) terhadap goncangan-goncangan yang terjadi dalam perekonomian. Paling sedikit ada lima faktor yang menyebabkan perbankan nasional menjadi rentan:

    1. Adanya jaminan terselubung (implicit guarantee) dari bank sentral atas kelangsungan hidup suatu bank untuk mencegah kegagalan sistemik dalam industri perbankan. Hal ini menimbulkan moral hazard di kalangan pengelola dan pemilik bank. Jaminan yang ada praktis menggeser risiko yang dihadapi bank-bank umum kepada bank Indonesia, serta mendorong bank umum mengambil utang berlebihan dan memberi kredit ke sector-sektor berisiko tinggi. Kecenderungan ini mengakibatkan distorsi dalam alokasi kredit dan meningkan risiko terjadinya krisis perbankan.

    2. Sistem pengawasan Bank Indonesia kurang efektif karena belum sepenuhnya dapat mengimbangi pesatnya perkembangan dan kompleksnya operasional perbankan. Keadaan ini mendorong perbankan nasional mengabaikan prinsip kehati-hatian di dsalam operasi mereka. Dengan kata lain, lemahnya law enforcement dan kurangnya kemadirian (independensi) menyebabkan langkah-langkah koreksi tidak dapat dilakukan secara efektif.

    3. Besarnya pemberian kredit dan jaminan langsung ataupun tidak langsung kepada individu dan atau kelompok usaha yang terkait dengan bank (connected lending) mendorong terjadinya kredit macet.

    4. Lemahnya kemampuan manajerial bank mengakibatkan penurunan kualitas asset productive dan meningkatkan risiko perbankan.

    5. Kurangnya transparansi mengenai kondisi perbankan, mengakibatkan lemahnya akurasi analisis keuangan suatu bank dan terciptanya disiplin pasar.

    Dengan kondisi perbankan nasional yang rentan, gejolak nilai tukar (kurs mata uang) rupiah telah mengakibat kebanyakan BSN mengalami kesulitan likuiditas (mismatch) yang sangat besar. Melemahnya nilai tukar rupiah mengakibatkan tanggungan atas utang valuta asing naik tajam, sehingga mempersulit kondisi likuditas perbankan. Hal ini diperburuk dengan kondisi debitur yang juga mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban valuta asing kepada perbankan, sehingga kredit bermasalah menjadi semakin menumpuk. Besarnya kesulitan likuiditas pada ahirnya telah menimbulkan krisis pada perbankan nasional.

    Bank Indnesia sebagai lender of the last resort memberikan bantuan likuiditas perbankan. Namun, jumlah bantuan likuiditas ini sedemikian besar sehingga menimbulkan masalah baru berupa meningkatnya jumlah uang beredar yang mendorong kenaikan harga-harga dan kegiatan spekulasi pembelian valas.

    Keadaan perbankan nasional yang sudah sedemikian tertekan diperburuk pula oleh minimnya peringkat (rating) yang diberikan oleh lembaga pemeringkat internasional, sehingga kredibilitas perbankan nasional di luar negeri menurun. Hal ini tercermin dari penolakan bank-bank di berbagai negara terhadap transaksi valas dan letter of credit (L/C) yang diterbitkan oleh bank-bank nasional.

    Krisis Utang Luar Negeri
    Hampir tidak ada perusahaan yang berkembang cepat tanpa utang. Demikian halnya dengan negara-negara pada umumnya. Hampir semua negara membiayai pembangunnya dengan utang. Namun demikian, yentunya ada perbedaan dalam memperoleh pinjaman dan dalam pengelolaan utangnya antar satu negara dengan negara lainnya. Ada negara yang memanfaatkan pinjaman domestik dan mengelolanya dengan hati-hati. Ada negara yang memanfaatkan pinjaman luar negeri dengan proses peminjaman yang hati-hati dan mengelolanya secara hati-hati pula. Dan ada negara yang melalukan pinjaman luar negeri dengan ceroboh dan mengelolanya secara ceroboh pula.

    Pinjaman domestik ataupun pinjaman luar negeri, kedua-duanya adalah utang yang harus dibayar kembali dan kedua-duanya memiliki risiko, bahkan mengandung bahaya yang tersembunyi. Peringatan George Washington seperti dikutip The Economist, volume 22, Januari 2000, patut mendapat perhatian serius. Katanya: “Tidak ada tindakan yang lebih berbahaya daripada meminjam uang”. Nasehat tokoh besar ini tidak salah, namun bila dilaksanakan secara lugas maka system kapitalis akan bangkrut. Utang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari system kapitalisme yang saat ini dinilai paling unggul. Eropa Barat dibangun dengan utang melalui apa yang dikenal dengan Marshal Plan. Demikian juga dengan beberapa negara yang pada waktu lalu dikategorikan sebagai “macan” ekonomi Asia. Negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat juga tak luput dari utang. Bedanya dengan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya, utang ke dua negara maju ini berasal dari utang domestik.

    Negara-negara berkembang umumnya memperbesar kapasitas ekonominya melalui capital inflows, baik dalam bentuk bantuan program dan pinjaman pemerintah maupun investasi langsung. Namun, dalam perkembangan keuangan internasional nampaknya pasar keuangan internasional semakin terintegrasi. Integrasi ini memudahkan akses ke pasar keuangan internasional, capital inflows menjadi semakin beragam, dan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi juga swasta.

    Setelah Pakto ’88, telah terjadi capital inflows jangka pendek dalam jumlah yang sangat fantastis. Pintu masuk utama capital inflows melalui saluran pinjaman komersial perbankan yang antara lain dirangsang oleh pemerintah Indonesia rezin Soeharto melalui subsidi premi swap valuta asing (valas) dan tingkat suku bunga domestik yang tinggi. Bunga pinjaman LN mengambang (floating); demikian juga dengan kurs mata uang. Ini berarti bahwa risiko perubahan tingkat suku bunga dan kurs ditanggung sepenuhnya oleh peminjam. Pinjaman LN tersebut digunakan untuk menutup defisit transaksi berjalan, memupuk cadangan devisa, membelanjai pelarian modal (capital flight) dan investasi nasional di luar negeri. Dalam kelompok penggunaan yang pertama, termasuk impor barang modal milik segelintir konglomerat nasional dan BUMN tertentu. Hal ini berarti berbagai mega proyek yang sifat investasinya jangka panjang dibiayai oleh pinjaman komersial jangka pendek. Pola pembiayaan seperti ini akan mengganggu stabilitas ekonomi nasional dan telah lama diperingatkan oleh para pengamat sebelum terjadi krisis pada medio 1997.

    Boediono (1997) mengemukakan bahwa opsi pertahanan yang terbaik bagi suatu negara adalah mempertahankan secara terus menerus mempertahankan kebijakan makroekonomi yang benar. Opsi ini berarti bahwa suku bunga, kurs, laju inflasi, defisit transaksi berjalan, dan utang jangka pnedek harus terus-menerus dijaga jangan sampai keluar dari norma-norma yang diterima dunia. Dalam kaitan ini nampak bahwa antara tahun 1993/1994 sampai tahun 1997/1998 utang LN Indonesia berkembang dengan cepat sehingga pembayaran cicilan utang pokok dan bunga meningkat tajam. Peningkatan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman tidak dapat diimbangi oleh kenaikan ekspor barang dan jasa sehingga terjadi defisit transaksi berjalan. Rasio pembayaran hutang pokok dan bunga pinjaman terhadap total ekspor (debt service ratio) meningkat dari 31,8 persen pada tahun 1993/1994 menjadi 50,8 persen pada tahun 1997/1998. Angka debt service ratio ini berada jauh di atas batas aman (biasanya sebesar 20 persen).

    Pengalaman diberbagai negara menunjukkan bahwa serangan spekulan terhadap nilai tukar sering terjadi pada negara-negara yang mempunyai utang LN, dimana pangsa ULN pihak swasta lebih besar dari ULN pihak pemerintah dan dengan porsi utang jangka pendek yang terus meningkat serta tidak di hedging. Pemanfaatan utang LN secara tidak efisien sebagai akibat lemahnya corporate govermance, baik dari pemerintah maupun perusahaan swasta, juga mendorong timbulnya sentimen pasar yang memberikan tekanan-tekanan terhadap nilai tukar. Selanjutnya, dengan melemahnya nilai tukar menimbulkan kepanikan para peminjam (debitur) dalam memenuhi kewajiban utangnya yang segera jatuh tempo.

    Kepanikan para debitur akan menekan nilai tukar mata uang setempat ke tingkat yang lebih rendah, yang kemudian berakibat pada repayment capacity para debitur menjadi semakin lemah. Demikian seterusnya, sehingga terjadilah SPIRAL krisis utang LN dengan krisis nilai tukar. Keadaan inilah yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997, yang berujung pada krisis ekonomi dan krisis politik.

    Sekarang ini ULN Indonesia berada pada kondisi yang tidak lebih baik. Sementara itu belum juga ada tanda-tanda pemerintah akan berhenti berhutang ke luar negeri, padahal repayment capacity terus saja melemah. Perkembangan ULN pemerintah dari tahun 1997 s/d 2001 berturut-turut sebagai berikut (dalam jutaan $) : 53.865; 67.328; 75.863; 74.918; 74.416.

  31. Edijoelianto says:

    1. Bahwa masih rendahnya Rasio LDR bank non devisa dibanding bank devisa, akibat trauma dengan kejadian penutupan dan tidak solvabelnya bank-bank devisa paska pakto sehingga berakibat dibekukan izin operasional bank devisa tersebut.
    2. Makro ekonomi perbankan saat ini untuk menggerakan sektor riil dalam bentuk pemberian pinjaman masih bersifat wait and see (prudential Banking), hal ini diperkuat dengan paparan Direktur Bank Indonesia didepan para banker di Jakarta untuk menggerakkan sektor riel ini pihak bank harus memiliki skala ukuran manajemen resiko yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan utamanya dalam rangka tingkat pengembalian pinjaman yang diberikan sesuai jadwal angsuran yang telah disepakati dalam arti tidak ada tunggakan (ada tunggakan tapi dapat diselesaikan pembayarannya dari keuntungan produk yang dihasilkan)
    3. Untuk memperoleh potensial Customer seperti tersebut diatas tidak mudah karena bank non devisa jelas kalah kelas, kalah power dan kalah database apalagi tahap solisitasi hingga tahap proses kredit hingga dropping kredit membutuhkan SDM, Alokasi pendanaan dan tingkat bunga yang harus kompetitif atau bersaing dengan bank devisa.
    4. Keinginan tumbuh dari bank non devisa ini ada namun seiring dengan perkembangan jaman (globalisasi) transaksi yang dilayani hanya domestik kurang menarik karena bank non devisa tidak memiliki akses transaksi ekspor impor termasuk layanan pendanaan dalam valuta asing.

  32. Edijoelianto says:

    Komentar
    Perkembangan Pasar Derivative Opsi Di Indonesia
    Oleh : Edi Joelianto
    Mahasiswa Pasca Sarjana STIE Perbanas

    Pasar modal Indonesia terus berkembang di tengah berbagai perubahan ekonomi dan politik yang terjadi baik di lingkungan nasional maupun internasional. Dalam menghadapi perubahan tersebut serta arus globalisasi yang begitu deras, pasar modal Indonesia memerlukan arahan strategis guna memperkokoh posisi dan perannya dalam perekonomian nasional dan regional. yakni mewujudkan pasar modal Indonesia sebagai penggerak ekonomi nasional yang tangguh dan berdaya saing global.

    Pengertian dari option adalah suatu kontrak antara dua pihak dimana salah satu pihak (sebagai pembeli) mempunyai hak tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu asset atau efek tertentu dengan harga yang telah ditentukan, pada atau sebelum waktu yang ditentukan, dari atau ke pihak lain (sebagai penjual). Pemegang option tidak diwajibkan untuk melaksanakan haknya atau akan melaksanakan haknya jika perubahan dari harga underlying assetnya akan menghasilkan keuntungan baik dengan menjual atau membeli underlying asset tersebut.
    Stock Option (Opsi Saham) merupakan salah satu produk derivatif yang banyak diperdagangankan di negara-negara yang pada umunya memiliki kondisi pasar modal sudah maju. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan Pasar Modal Indonesia juga mengembangkan produk derivatif Stock Option untuk perdagangkan di bursa-bursa Indonesia sebagai sarana untuk lindung nilai (hedging) maupun untuk spekulasi.

    Dari hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Tim Studi Tentang Perdagangan Option di Pasar Modal Indonesia dapat digambarkan bahwa :

    1. Pada umumnya para pelaku pasar sudah mengetahui produk derivatif berupa option walaupun belum pernah melakukan transaksi perdagangan option baik maupun di bursa.

    2. Pelaku pasar modal memiliki keyakinan bahwa dengan diterapkannya transaksi stock option dapat meningkatkan jumlah investor di pasar modal Indonesia.

    3. Sebagian besar dari para pelaku pasar modal berkeinginan perlunya perdagangan stock option baik put maupun call option dilaksanakan di pasar modal Indonesia dengan mempertimbangkan aspek kesiapan para pelaku (Otoritas Pasar Modal, SRO, Investor), adanya perangkat hukum yang jelas yang mengatur perdagangan serta adanya sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

  33. Edijoelianto says:

    Komentar

    Peranan perbankan di Indonesia dalam hal Stabilitas Sistem Keuangan di Indonesia
    Oleh : Edi Joelianto
    Mahasiswa Pasca Sarjana STIE Perbanas

    Perubahan yang akan terjadi dalam era globalisasi pasca WTO tahun 2020. Perubahan akan ditentukan oleh dua faktor yang sangat menentukan,yaitu Teknologi dan peraturan. Pada dasarnya, teknologi mengubah peraturan perbankan, bukan peraturan yang mengubah teknologi.

    Kemajuan teknologi yang sangat pesat dalam
    memproses informasi dan transaksi keuangan telah mengubah karakteristik pasar keuangan dunia, dan memaksa para regulator menyesuaikan peraturan.

    Pasar baru,aturan baru,risiko baru Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat telah memaksa terjadinya integrasi pasar keuangan dunia, menjadi satu pasar keuangan global yang saling inter-connected dan tidak mengenal batas kedaulatan negara.

    Teknologi informasi telah memungkinkan proses transaksi keuangan
    antarnegara dengan volume yang berlipat ganda dan kecepatan yang sangat spektakuler. Pada 1973, volume perdagangan valuta asing (valas) masih berkisar pada US$ 10 miliar – US$ 20 miliar. Tahun 1983 sudah mencapai US$ 60 miliar, dan seterusnya menjadi US$ 900 miliar pada 1992 Tiga tahun kemudian, 1995, volume perdagangan valas telah mencapai US$1,3 triliun.
    Secara tradisional, volume perdagangan valas seharusnya tidak jauh
    berbeda dengan volume perdagangan arang international. Karena jual beli valas dikaitkan dengan kegiatan ekspor dan impor, maka rasio volume perdagangan valas terhadap volume perdagangan barang mengalami kenaikan, dari 10:1 tahun 1983 menjadi 60:1 pada 1992.

    Dari perkembangan di atas dapat disimpulkan bahwa risiko yang dihadapi kalangan perbankan akan meningkat, karena perdagangan valas lebih banyak ditujukan bagi kepentingan spekulan ketimbang kebutuhan ekspor dan impor barang. Risiko tersebut tanpa disadari sangat tinggi dan merisaukan.
    Apalagi jika kita membandingkan volume perdagangan valas yang telah mencapai US$ 1,3 triliun dengan total cadangan devisa yang dimiliki negara-negara OECD, yang hanya sebesar US$ 640 miliar. Dari perbandingan ini, kita dapat membayangkan betapa makin berat peranan bank sentral dalam mengatasi speculative attack pada masa datang.

    Perdagangan valas yang didukung oleh kecanggihan sistem komputer
    perbankan dan electronic funds transfer system akan membuat setiap
    negara menjadi rawan, dan memaksa bank sentral untuk tidak melakukan kebijaksanaan ekonomi dan moneter yang kontroversial serta menyimpang dari prinsip ekonomi pasar. Sebab, hal tersebut akan memicu terjadinya capital flight.

    Gejala terjadinya integrasi pasar keuangan dunia juga dapat dilihat dari makin pesatnya volume perdagangan saham cross-border. Pada saat ini, satu dari tujuh transaksi jual beli saham di dunia dilakukan
    antarinvestor dari negara berbeda. Di Amerika, transaksi cross-border
    saham seperti ini telah berkembang dengan pesat, meningkat dari 80% PDB pada 1980 menjadi 93% PDB pada 1990. Di Inggris, volume tersebut telah mencapai tingkat 690% PDB.

    Kalau kita amati lebih lanjut lagi, total stock of financial asset yang
    diperdagangkan di pasar modal seluruh dunia juga mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dari US$ 5 triliun (1980) melonjak tujuh kali lipat menjadi US$ 35 triliun pada 1992. Pada saat ini, jumlah tersebut diperkirakan hampir mencapai US$ 83 triliun. Suatu tingkat volume yang kurang lebih sama dengan tiga kali total PDB dari gabungan negara-negara OECD.
    .
    Redefinisi fungsi bank sentral dan perbankan tanpa bentuk
    Beberapa faktor di atas merupakan ilustrasi mengenai kecenderungan
    terintegrasinya pasar secara global dengan kemampuan interaksi yang
    sangat dahsyat, yang dapat diibaratkan sebagai gelombang tsunami.
    Kenyataan ini telah mengubah pola dan karakteristik pasar keuangan
    secara tradisional. Peranan otoritas moneter, terutama bank sentral,
    setiap negara mengalami perubahan. Dalam mempertahankan stabilitas moneter, ia tak hanya terfokus pada pengendalian money supply, tapi harus mampu meningkatkan daya tahan ekonomi domestik terhadap kemungkinan pergerakan ke luar valas yang melampaui cadangan devisa negara.

    Pelajaran yang dapat diambil adalah pengalaman Meksiko tahun 1994. Dalam kurun waktu empat tahun sampai 1994, Meksiko telah berhasil menyedot dana investasi asing (portfolio investment) sebesar US$ 64 miliar. Ternyata, seperti diuraikan di atas, portofolio investasi tersebut
    memiliki mobilitas dengan kecepatan tinggi. Karakteristik pasar keuangan seperti ini yang memporak-porandakan stabilitas ekonomi Meksiko. Pelajaran yang diambil dari kasus ini adalah bahwa bank sentral memiliki tugas baru yang sangat penting, yaitu menjaga ketahanan ekonomi terhadap sifat pergerakan valas yang meteoristik dan spekulatif.

    Teknologi information highway tahun 2020 hampir dapat dipastikan bahwa sebagian besar rumah tangga sudah memiliki akses ke information-highway akan mewujudkan total electronic banking. Kegiatan perbankan cross-border akan makin dominan dan sulit dikontrol oleh otoritas moneter setiap negara. Tugas dan tanggung jawab pengawas bank menjadi sulit dan rancu, karena wujud fisik perbankan menjadi makin sulit terdeteksi. Dengan kata lain, abad 21 akan ditandai dengan zaman virtual reality banking (perbankan tanpa bentuk).

    Kemajuan teknologi informasi dan information highway telah berhasil
    membuat ATM dan portable computer menggantikan kehadiran fisik cabang yang mahal. Dari perangkat elektronik itu dapat dilakukan segala jenis kegiatan perbankan, mulai dari melihat saldo, mencetak statement rekening koran, transfer dana domestik maupun dana valas, juga transaksi letter of credit.

    Perbankan Indonesia tak perlu menunggu tahun 2020, saat liberalisasi
    perbankan versi WTO diberlakukan. Sebab, pada saat ini bank-bank asing dan perusahaan asuransi asing telah beroperasi di Indonesia, walaupun tanpa membuka cabang secara fisik. Mereka beroperasi dengan virtual-reality banking.

    Dalam operasi perbankan tanpa bentuk tersebut, pemasaran produk bank dilakukan melalui media telekomunikasi dan internet, karena semua bank akan memiliki web site tersendiri. Komunikasi dengan nasabah dilakukan dengan electronic massages yang langsung dikirim ke electronic mail box nasabah. Apakah itu rekening koran, bukti transfer, rekening kartu kredit, dan lain-lain.

    Dapatlah kita bayangkan: abad 21, perbankan berubah wujud. Operasi
    virtual reality banking menggunakan internet sebagai media kontak antara bank dengan nasabah. Bank-bank dari Amerika dan Eropa beroperasi penuh di Indonesia tanpa peduli dengan perizinan, tak pernah memberikan laporan rutin kepada Bank Indonesia (BI), dan bebas dari pengawasan BI.

    Perbankan tanpa pajak, tanpa tuan rumah Nasabah bank yang tinggal di Indonesia tak perlu pusing memikirkan pajak. Mereka dapat mengelola usahanya dari kejauhan. Perusahaan yang
    terdaftar di luar negeri dioperasikan dari Indonesia atau negara
    lainnya. Mereka menggunakan rekening yang diadministrasikan kantor bank yang berada di negara bebas pajak (tax heaven countries).
    Mata uang yang dipakai untuk transaksi sudah menjadi tak relevan. Produk konsumen diperagakan dan dibeli melalui internet, home shopping.

    Pembukuan dilakukan jarak jauh, dan penarikan serta penyetoran dana dilakukan secara cashless dengan menggunakan credit card. Para pelancong menggunakan smart-cash, suatu produk yang mirip dengan electronic check atau cash card, yang saldonya terekam dalam chip. Bahkan, jika saldonya menipis dapat diisi kembali melalui jaringan ATM yang tersebar seperti pom bensin. Cash card tersebut seolah-olah dompet elektronik yang bisa diisi di mana saja.

    Semua aktivitas tersebut sangat muskil untuk diperiksa oleh aparat
    perpajakan. Sebab, secara legal operasional, perusahaan dan pembukuan berada di luar wewenang Pemerintah Indonesia. Inilah yang sering digembar-gemborkan sebagai dunia tanpa batas negara.
    Kemajuan teknologi telah memaksa para regulator untuk menyesuaikan diri. Peraturan-peraturan yang ada menjadi kedaluwarsa. Kebutuhan akan keahlian bankir dan para pengawasnya mengalami perubahan yang besar.

    Kecanggihan teknologi telah melahirkan information technology security sebagai profesi baru dalam perbankan yang sangat dibutuhkan. Mereka diharapkan mendesain dan menjaga kemanan data base bank dari serangan para hackers (pembobol komputer jarak jauh). Bahkan, para regulator dan pimpinan negara telah dipaksa, mau tidak mau,untuk menyatukan peraturan menjadi seragam, yaitu melalui perjanjian perdagangan bebas di sektor jasa, atau General Agreement on Trade in Services (GATS), yang telah ditandatangani oleh negara-negara di dunia anggota WTO, termasuk Indonesia. Ada beberapa prinsip yang akan mempengaruhi perkembangan perbankan nasional, di antaranya adalah:
    – Prinsip Cross Border Supply: pemasok jasa asing, termasuk perbankan dan keuangan bebas, untuk menjual jasanya di negara tuan rumah tanpa hambatan.
    – Prinsip Consumption Abroad: pemakai jasa di negara tuan rumah harus mempunyai kebebasan dalam membeli jasa dari pemasok jasa asing.
    – Prinsip Commercial Presence: industri jasa asing bebas mendirikan kantor seperti kantor cabang di negara tuan rumah.
    – Prinsip Presence of Nature Person: pemasok jasa asing bebas
    mengirimkan tenaga kerja untuk bekerja di negara tuan rumah.
    – Prinsip Most Favoured Nation: tidak boleh ada diskriminasi/peraturan khusus.
    – Prinsip National Treatment: negara anggota WTO harus memberikan perlakuan yang sama baik kepada pemasok jasa lokal maupun jasa asing.
    – Peraturan tersebut dibuat bukan berdasarkan faktor yang tak masuk akal,tapi lebih karena kemajuan teknologi yang sangat pesat, yang memaksa perubahan cara manusia dalam melakukan dagang dan transaksi keuangan, sehingga membutuhkan pasar dengan aturan dan karakteristik yang sesuai.

    Bahkan, secara alamiah tidak ada satu negara di dunia yang mampu menolak peraturan tersebut, karena peraturan lama sudah kedaluwarsa. Aturan baru dan perubahan bentuk perbankan pada masa datang merupakan faktor yang memaksa perbankan nasional melakukan penyesuaian secara besar-besaran, yang perlu ditunjang oleh peraturan dan persepsi yang
    sama antara para pelaku dan otoritas moneter di Indonesia.
    Pola pemikiran untuk mempertahankan tujuan agar perbankan nasional menjadi tuan rumah di negeri sendiri juga kedaluwarsa. Sebab, sudah tidak ada lagi istilah tuan rumah. Pasar sudah terintegrasi dan batas negeri sudah hilang. Rumah sudah dijadikan satu oleh informationhighway, dan peraturan sudah diseragamkan oleh WTO.

    Dalam situasi satu pasar dan satu peraturan, integrated market and
    common rule, perbankan tak lagi dibedakan berdasarkan identitas
    nasional, karena kepemilikan sudah bersenyawa dengan pasar bebas. Saham bank diperjualbelikan secara bebas, sehingga sulit mengidentifikasikan sebuah bank sebagai bank nasional Indonesia.

    Pertanyaan selanjutnya, bagaimana bangsa Indonesia mampu menikmati rente ekonomi dari keadaan industri perbankan seperti ini?

    Jawabannya:
    1. Indonesia harus mampu menjadikan diri sebagai pusat perdagangan dan keuangan internasional (financial hub). Debirokrasi,transparansi, dan clean goverment merupakan bahan pokok bagi terciptanya pusat keuangan internasional di mana-mana.
    2. Indonesia harus mampu meningkatkan partisipasi bangsa dalam manajemen perbankan internasional. Sebab, melalui para pengelola bank inilah diharapkan suatu tanggung jawab moral membangun negaranya, misalnya membayar pajak penghasilan kepada negaranya di mana pun mereka berada. Makin banyak warga negara Indonesia yang menyandang status bankir profesional yang berskala internasional, makin besar pula keuntungan yang diperoleh Indonesia sebagai suatu negara.
    Untuk mencapai tujuan di atas, perlu adanya persamaan persepsi yang berdasarkan logika sehat (common sense). Peraturan yang dibuat berdasarkan pemaksaan persepsi dan monopoli interpretasi akan menjadikan perbankan nasional kehilangan kemampuan untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan zaman.
    Rencana strategis
    Kualitas dan efektivitas kebijakan di bidang moneter, perbankan, dan sistem pembayaran yang dirumuskan, ditetapkan, dan dilaksanakan BI, pada akhirnya sangat ditentukan dukungan manajemen internal yang solid dan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian, sektor manajemen internal menjadi strategic partner bagi sektor moneter, perbankan, dan sistem pembayaran dalam mencapai tujuan BI. Awal September 2003, BI melaksanakan rapat kerja dan disepakati komitmen BI untuk dari waktu ke waktu menjadi organisasi lebih efisien, dan semua langkah itu dilaksanakan dengan penerapan good governance dan peningkatan transparansi.
    Secara umum, arah kebijakan BI dalam jangka waktu lima tahun kedepan, mengarah pada: pertama, tingkat inflasi yang rendah dan stabil, menjadikan kita dapat bersaing dengan negara-negara pesaing; kedua, sistem perbankan yang sehat sehingga tercipta kestabilan sistem keuangan; dan ketiga, sistem pembayaran yang aman, efisien, dan berkelanjutan.
    Kondisi itu diharapkan menciptakan perekonomian Indonesia lebih efisien, tangguh, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Dalam setiap perumusan kebijakan untuk tujuan- tujuan tersebut, BI mempertimbangkan perkembangan kondisi strategis terjadi dalam skala domestik, regional, maupun internasional, yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Sebagai otoritas moneter, BI menginginkan stabilitas itu adalah stabilitas yang memberikan manfaat kepada perekonomian dan masyarakat.
    Sebagaimana tergambar dalam “Strategy Map” BI berdasarkan konsep balanced scorecard, BI menetapkan dua sasaran strategis yang harus dicapai BI dalam jangka lima tahun ke depan yaitu: (1) mencapai kestabilan moneter yang mencakup kestabilan harga, nilai tukar sehingga mampu memberikan iklim yang kondusif bagi perekonomian nasional. (2) mencapai dan memelihara kesinambungan keuangan BI. Untuk mewujudkan kedua sasaran strategis tersebut diperlukan dukungan proses pelaksanaan tugas BI, maupun kesiapan SDM, kesesuaian budaya kerja dan keberhasilan manajemen perubahan, melalui pencapaian enam sasaran strategis lainnya; (1) Meningkatkan efektivitas operasional manajemen moneter. (2) Menciptakan sistem perbankan yang sehat dan efektif serta stabilitas sistem keuangan dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi. (3) Memelihara keamanan, efisiensi sistem pambayaran. (4) Menerapkan prinsip- prinsip good governance yang mencakup pengelolaan organisasi yang sehat yang bertanggung jawab. (5) Memperkuat organisasi dan mengembangkan SDM yang berkompetensi tinggi dengan dukungan budaya kerja yang berbasis pengetahuan. (6) Mencapai keberhasilan proses transformasi BI.
    Dalam pelaksanaannya, BI menekankan perlunya peningkatan koordinasi, kerja sama, dan komunikasi dengan pemerintah dalam menciptakan stabilitas ekonomi makro dan perkembangan sektor riil dan juga dengan dunia perbankan, dunia usaha, DPR, pemerintah daerah, rakyat madani, masyarakat regional dan internasional serta berbagai elemen bangsa.

  34. adi says:

    Tugas Instrumen dan Pasar Keuangan

    Perkembangan Option di Indonesia?

    Option adalah suatu produk derivatif yang dikeluarkan dengan tujuan untuk menambah jumlah investor juga untuk memberi pilihan baru kepada investor dalam hal ini yaitu diversifikasinya.
    Pengertian Option sendiri adalah suatu kontrak antara dua pihak dimana salah satu pihak (sebagai pembeli) mempunyai hak tetapi bukan kewajiban untuk membeli atau menjual suatu asset atau efek tertentu dengan harga yang telah ditentukan pada atau sebelum waktu yang telah ditentukan dari atau ke pihak lain (sebagai penjual). Pemegang option tidak diwajibkan untuk melaksanakan haknya atau akan melaksanakan haknya jika perubahan dari harga underlying assetnya akan menghasilkan keuntungan baik dengan membeli ataupun menjual underlying asset tersebut.
    Sedangkan di Indonesia perkembangan option sudah merambah ke semua lapisan investor jadi saat ini tidak ada investor yang tidak mengetahui tentang opsi saham ini tetapi kebanyakan dari mereka dalam melakukan perdagangan opsi saham lebih cenderung ke perdagangan OTC (over the counter) daripada di lantai bursa. Kemudian tempat yang paling baik untuk melakukan transaksi baik opsi saham maupun instrumen derivatif yang lainnya lebih baik melalui bursa efek jakarta (BEJ) karena disanalah pusat perdagangan instrumen keuangan di Indonesia.
    Yang perlu diperhatikan lagi dalam perkembangna option di Indonesia adalah peran para pelaku pasarnya juga harus mengetahui tentang seluk-beluk option juga tentang teori-teori yang mendasari perdagangan option, karena jika para pelaku pasar bermain option tanpa menguasai teori dan keadaan mustahil bagi investor bisa mendapatkan hasil yang optimal dari perdagangan option tersebut.

    Oleh : Adi Wicaksono
    Mahasiswa Magister Manajemen STIE Perbanas Surabaya

  35. Edijoelianto says:

    Komentar

    Tambahan Risk Base Capital Rp. 100 Milyard Memberatkan Pemilik Asuransi Lokal
    Oleh : Edi Joelianto
    Mahasiswa Pasca Sarjana STIE Perbanas

    Industri asuransi memainkan peran yang penting pada masa transisi menuju liberalisasi ekonomi, dan merupakan salah satu sumber vital untuk pengembangan ekonomi. Lebih penting lagi secara tidak langsung tetapi signifikan, memberi kontribusi kepada ekonomi dalam bentuk penyediaan perlindungan yang efektif dan rendah biaya bagi individu maupun korporasi. Sekaligus mampu mendorong korporasi untuk menggunakan sumber daya mereka secara optimal dalam upaya meningkatkan nilai usaha.

    Semakin terbuka pasar asuransi, akan memberi dampak yang lebih besar kepada ekonomi secara keseluruhan. Liberalisasi mendorong masuknya modal asing dan para ahli yang tentunya akan mengakibatkan peningkatan produktivitas dan berbagai macam produk akan tersedia di pasar. Bahkan sejumlah penelitian telah menemukan korelasi positif antara keterbukaan dari pasar finansial dengan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang.

    Sehubungan dengan permasalahan tersebut diatas pemerintah mengeluarkan PP No. 63/1999 tentang Usaha Perasuransian yang mengharuskan perusahaan asuransi memenuhi “Risk Based Capital”, perusahaan asuransi harus memiliki modal minimal Rp 100 miliar.

    Rencana pemerintah yang mengharuskan adanya modal minimal Rp 100 miliar di 2009 bagi perusahaan asuransi di Indonesia dinilai kurang market friendly karena akan banyak perusahaan asuransi yang dilikuidasi. Sampai dengan tahun 2006, ada sekitar 30 perusahaan asuransi jiwa dari sekitar 42 perusahaan asuransi jiwa yang modalnya di bawah Rp 100 miliar, sementara untuk asuransi umum yang modalnya di bawah Rp 100 miliar adalah sebanyak sekitar 76 perusahaan dari sekitar 92 perusahaan.

    Dengan pertumbuhan perusahaan asuransi rata-rata 30 persen per tahun, diasumsikan akan banyak perusahaan asuransi yang terkoreksi dengan peraturan modal minimum ini dan diperkirakan ada 21 perusahaan asuransi jiwa dan 69 perusahaan asuransi umum yang kandas.

    Alternatif lain adalah jika nantinya aturan modal minimum ini diberlakukan maka waktunya harus diperpanjang jangan hanya sampai 2009 tetapi sampai 2013 seperti perbankan dan ada masa transisi pada 2009 seperti membuat strata permodalan perusahaan asuransi.

    Pemerintah menghendaki perusahaan asuransi memiliki modal minimum Rp100 miliar.Hal itu termuat dalam PP No 63 tahun 1999 tentang Perubahan Atas PP No 73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.
    Pemerintah telah membuat tahapan penyesuaian modal, yakni 31 Desember 2007 minimum modal sendiri perusahaan asuransi sebesar Rp 25 miliar, 31 Desember 2008 minimum modal sebesar Rp 60 miliar, dan 31 Desember 2009 minimum modal Rp 100 miliar.

    Namun, Pemerintah masih memberi kelonggaran bagi perusahaan asuransi yang berdirinya sebelum PP No. 63 keluar, menyesuaikan ketentuan permodalannya selama tiga tahun. Sementara itu, perusahaan yang baru akan berdiri, wajib memenuhi ketentuan permodalan baru.

    Tambahan setoran modal (Risk Base Capital) sebesar Rp. 100 Milyard memberatkan pemilik asuransi lokal dengan alasan :

    1. Stakeholder pendiri asuransi sebelum PP No. 63 ini diberlakukan tidak mampu melakukan suntikan permodalan karena adanya krisis ekonomi, membuat mereka tak sanggup lagi menyetor tambahan modal untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan dan memilih melepas sahamnya untuk menarik uang yang telah di investasikan diperusahaan tersebut.
    2. Tambahan modal untuk berekspansi sulit diperoleh menyusul enggannya investor baru menanamkan modalnya di asuransi. Keengganan ini disebabkan oleh sejumlah hal, antara lain stabilitas sosial politik, kondisi perekonomian, ketatnya regulasi, dan aturan hukum yang tidak berpihak.
    3. Sulitnya berekspansi, yang menjadi fokus asuransi saat ini bukanlah pertumbuhan, melainkan bagaimana meningkatkan kualitas portofolio investasi dan underwriting sehingga tetap meraih untung antara lain aturan tentang penurunan batas waktu piutang premi dari 90 hari menjadi 60 hari juga menghambat ekspansi asuransi.
    4. Diperkirakan pada tahun ini masih akan ada beberapa perusahaan asuransi yang akan dicabut izin usahanya. Penyebabnya adalah ketidakmampuan perusahaan asuransi untuk menambah modalnya karena Risk Base Capital (RBC) 120 persen tidak akan tercapai.

    Walaupun tak dapat dipungkiri, untuk menghadapi perdagangan bebas yang sangat kompetitif, banyak regulator yang membuat jaring pengaman bagi industri asuransi dalam negeri. Seperti dengan membuat batasan yang ketat untuk masuknya perusahaan asuransi asing, regulasi harga dan regulasi investasi untuk memperkecil risiko dari distorsi pasar dan insolvensi pengasuransi.

    Jaring pengaman seperti itu tidak selalu harus dihindari, dan mungkin akan bekerja saat pasar dalam transisi. Namun batasan tersebut sebaiknya hanya berjalan untuk jangka pendek dan pada akhirnya dihapuskan. Bila tidak, pasar tetap bekerja dengan tidak efisien. Logika yang sama juga bisa diterapkan saat pasar asuransi diberi regulasi yang lebih ketat dibanding industri lainnya.

    Pada intinya regulator harus melakukan yang terbaik untuk mempertahankan industri asuransi, setidaknya sama atraktifnya dengan industri yang lain. Bila tidak, modal bisa beralih ke industri lain yang memiliki return potensial.

    Untuk menciptakan pasar yang lebih efisien dan kompetitif, seluruh pihak yang berkepentingan harus secara aktif bergabung. Regulator harus membuat aturan yang hanya mempromosikan kompetisi yang adil di pasar, dan tidak berusaha menggunakan industri asuransi sebagai arti kecil untuk mendukung industri lain atau hanya digunakan sebagai sumber modal untuk pengembangan ekonomi.

  36. amrozi says:

    selamat pagi………..bu?
    semoga tuhan melimpahkan rahmad ya kepada ibu, ini baru pertama aq kirim email.. oh ya ibu aq kok jadi binggung bu……. mau nulis apa? heeeeee…..
    oh ya bu gamana sertifikat juara LA Internal, karena aq mau kirim lamaran kerja karena sudah lama ngangur nih bu……jadi ngak ada uang buat traktir ibu..
    oh ya bu….ibu kok saya pikir2, sekarang kok beda …..?
    beda apa ya aq kok binggung……?????????
    sudah dulu nih mau ngerjain tugas propasal smoga cepat selesai……..
    dan semoga ibu jadi dosen pendamping kelompok kita…..
    amin………….amin……………….amin………….amin………..ami………………….nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn. kok kebanyakan. semoga aja ya bu

  37. Ahmad Tarmizi Lubis says:

    Hi Bu Luci, saya mau tanya. dalam model altman ada asumsi-asumsi ang dipakai nggak ? Tolong dijawab ya bu, kalau bisa di kasih jurnalnya atau buku apa.

  38. Ratna says:

    Hallo Mba Lusi… piye khabare. Blog-nya keren deh… ajarin aku dong..

  39. ndra270683 says:

    Pagi Ibu Luci “sksd”

    Hehehe… saya browsing2 di internet nyari tau tentang STIE PERBANAS eh ketemu blog ini… liat blog nya Ibu Luci saya jadi pengin Bikin jg…

    Ternyata Dosen STIE Perbanas ada jg yang hobi nge blog… Bagus Bagus lagi. jangan jangan nantik abis ngeblog trus tau http://www.friendster.com di jamin bakal sibuk ngedit2 friendster juga nantik hehehe.

    Salam kenal Ibu Luci… sesekali Ibu bisa kasih comment ke blog saya http://hendrakusuma.wordpress.com

    Makasih Ibu…

  40. ulfa purnama sari says:

    selamat malam ibu lusi…!
    saya mahasiswa dari aceh.,,..
    bolehkah saya meminta bantuan dari ibu untuk penulisan skripsi saya…?
    saya sedang mencari hasil riet,artikel atau beberapa pendapat para ahli tentang pengaruh struktur keuangan terhadap kinerja usaha bank.
    kemudian buku apa yang bagus untuk saya pedoman guna mendapatkan variabel independent yang tepat dan jelas dengan ukuran operasionalnya.
    saya sudah bingung bu,tetapi ketika saya mendapat situs ibu dari penulusuran saya di friendster,saya mencoba mengirim email kepada ibu dan berharap ibu membantu saya.terima kasih sebelumnya.

  41. ulfa purnama sari says:

    malam ibu…….!!!
    ibu boleh balas email saya kefriendster saya ya bu,dengan email
    uul_purnama@yahoo.com
    makasih ya bu…

  42. Yuna says:

    Hallo, Bu.
    Saya Yuna mahasiswi IBS, Jakarta.
    Saat ini saya dalam persiapan untuk menyusun skripsi. Tapi sampai saat ini saya belum bisa menemukan judul skripsi yang benar-benar saya inginkan. Saya ingin membuat skripsi mengenai efisiensi perbankan, tapi sampai saat ini saya masih bingung harus mengambil judul apa. Saya minta tolong kepada Ibu untuk memberi saya masukan…. Saya benar-benar bingung.
    Oh ya … Kalau skripsi mengenai manajemen kas, apa saja cakupannya ?? Saya benar-benar mohon bantuan Ibu.
    Tolong di balas ke email saya.
    Terima kasih sekali lagi.
    Terima kasih banyak, Bu …

  43. they only wanna do you dir. Hale Mauricio.

  44. Jaepkp says:

    phentermine diet pill [url=http://ukphentermine37.xforum.se/]phentermine diet pill[/url] cheap generic cialis [url=http://ukcheapgenericcialis.ii55.com/]cheap generic cialis[/url] order cialis [url=http://ukgenericcialisonlin.spazioblog.it/]order cialis[/url] cialis uk [url=http://ukcialissofttab.freeblog.hu/]cialis uk[/url] phentermine hcl [url=http://ukdisphentermine.xforum.se/]phentermine hcl[/url] prescription phentermine [url=http://ukbuyphenterminecod.spazioblog.it/]prescription phentermine[/url] phentermine diet [url=http://ukcheapphentermi.clicdev.com/]phentermine diet[/url]

  45. rusti.. says:

    selamat siang bu…

    saya Rusti mahasiswa dari semarang…
    saya mau minta bantua sama ibu …
    saya sedang mencari artiket tentang
    ” pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi”

    saya benar-benar mohon bantuan ibu..

    tolong di balas ke email saya ya bu..” bloopstars@gmail.com

    terimakasih banyakbu..

    sekali lagi terima kasih

  46. hepy khristiana says:

    slm knl buk..
    buk aq mo nanya dunk buat kerangka pemikirannya “Analisis Rasio Camel Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Lembaga Perbankan” itu gmn sehh..?
    aq mo buat Skripsi tentang itu..
    mhn bantuannya ya buk..
    Thanx bgt sebelumnya..

  47. norman says:

    selamat siang bu
    saya mahasiswa UII jogjakarta
    kebetulan kasus saya sama kaya si Rusti yg dari semarang
    saya sedang menyusun skripsi dengan judul
    ” pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi”

    apa ibu punya jurnal beserta contoh kuisionernya?

    besar harapan saya, ibu mau membani saya.

    jika ibu berkenan menolong bisa kirim email ke alex_al_afit@yahoo.com

    atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih

  48. susan says:

    Bu Lusia ysh,
    Untuk data index GCG seluruh perusahaan di indonesia untuk tahun survey 2001 s.d 2006 bisa saya dapatkan dimana? Mohon bantuannya untuk di share ke saya sebagai bahan kajian studi. Bila berkenan tlg di send ke email saya. Tks atas bantuannya.

  49. eva says:

    bu lusi….saya mahasiswa unpad. sekarang lagi skripsi mengenai pengaruh analisis CAMELS S terhadap harga saham. Saya boleh nanya2 ga bu…
    1. harga sahamnya dihitung pake CAAR atau rata-rata perubahan harga saham aja
    2. trus saya kan pake event study, yaitu peristiwa punblikasi laporan keuangan tahunannya, nah periode yang tepat untuk kasus ini berapa lama ya…berapa hari sebelum dan sesudah publikasinya.
    makasih banyak ya bu….

  50. sigit says:

    Saya mahasiswa Unand, lagi nyari jurnal buat proposal skripsi tentang pengendalian kredit pada perusahaan perbankan, yang ingin saya tanyakan adalah permasalahan apa saja yang dihadapi oleh bank dalam hal kredit sekarang ini? Makasih

  51. supri says:

    sore
    kebetulan saya tidak pada kelas ibu. saya mau nanya kisi2 akbi ada apa g ya, buat perbandingan setelah mengisi soal

  52. vera says:

    haloo…mbak…saya lg bikin skripsi nie…judulnya:PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
    mohon bantunnya…klo mbak pnya jurnal mengenai itu tlong dtampilkan donk….dan judul buku yang dapat saya jadikan referensi…
    makasi…ya mbak!!!

  53. Benny Gustiawan says:

    salam kenal Bu.
    saya Benny saya sedang dalam proses penulisan skripsi yang bejudul “Perubahan tingkat suku bunga dan kinerja psar modal” yang saya butuhkan teori – teori yang terkait dengan perubahan tingkat suku bunga. seperti Signalling Theory apa ibu bisa membantu saya dimana saya bisa dapatkan theory tersebut. dan artikel penelitian mengenai perubahan tingkat suku bunga.
    terim Kasih bu

  54. Anto says:

    Hallo Bu Luci…saya anto, mhs UMY…skrg saya dan temen saya lagi mo nyusun skripsi dan tertarik dg judul penelitian ibu “Analisis Kebijakan Dividen dan Leverage terhadap Prediksi Kepepmilikan Manajerial dg Tehnik Analisis Multinomial Logit” dan “Pengujian Size Hypothesis dan Debt/Equity Hipothesis…”,, dan kendalanya pada referensi tentang alat analisisnya “Manova dan Multinomial Logit”,, Oleh karena itu mohon bantuan dari ibu untuk berkenan membagi softcopy jurnal atau judul buku yang ibu pakai…Sebelumnya kami ucapkan Trimakasih…

  55. Anto says:

    Nambah lagi bu.. ini ada alamat email saya:

    l471f_tif@yahoo.co.id

    TrimS…..

  56. Titis Sari says:

    Salam kenal bu..
    saya Titis, mahasiwi Teknokrat Lampung, jurusan sistem informasi…saya sudah buat skripsi nih bu, judulnya “analisis rasio keuangan perbankan berbasis komputer sebagi pendukung kegiatan manajerial perusahaan perbankan”…
    pertama dapat ide waktu baca buku Johar Arifin “analisis rasio keuangan perbankan berbasis komputer” yang menggunakan excell. disitu tidak dicantumkan penggunaan rasio CAMELS, tetapi rasio secara umum. waktu sidang proposal dosen saya ngasih tahu tentang penelitian ibu…..
    setelah itu saya gabungkan penilitian ibu dengan johar arifin…
    hasilnya penelitian saya :
    perhitungan rasio dengan rasio CAMELS sesuai edaran bank indonesia dan dihitung secara komputer dengan program visual basic v.6 yang saya rancang sendiri.
    tapi, saya rasa masih banyak kekurangan pada penelitian saya bu,
    makanya…boleh dunk bu saya konsultasi lagi tentang penelitian saya tersebut???
    terutama mengenai rasio CAMELS yang digunakan.
    Please ya bu….

  57. titis sari says:

    Salm kenal bu…
    saya Titis, mahasiswa Teknokrat Lampung jurusan sistem informasi.
    saya buat skripsi dengan judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN MANAJERIAL PERUSAHAAN PERBANKAN”.
    Penelitian saya dapat ide dari penelitian Johar Arifin yang menghitung rasio keuangan perbankan dengan excel, tapi belum ada interprestasinya. waktu sidang proposal, doen saya ngasih tahu tentang penelitian ibu soal Rasio CAMELS.
    jadi penelitian saya meliputi :
    perhitungan rasio CAMELS berdasarkan penelitian ibu dan edaran bank indonesia, serta penelitian pak Johar Arifin, tapi penelitian saya menggunakan program visual basic v.6.
    tapi, saya masih bingung mengenai rasio CAMELS yang ada, terutama interpretasinya.karena saya kan basicnya komputer bu…
    mohon bantuannya ya bu, konsultasi soal rasio CAMELS dan interpretasinya…
    makasih sebelumnya…

  58. titis sari says:

    bu…
    ni Titis Lagi… 🙂
    saya mau tanya (lagi), tentang interpretasi hasil perhitungan rasio CAMELS itu ada ketentuannya gak ya bu???
    saya gak tahu nih bu…
    tolong dijawab ya bu…
    terima kasih sebelumnya…

  59. titis says:

    pagi bu…
    lam kenal, Saya Titis,
    mahasiswa Teknokrat, jurusan Sistem Informasi.
    saya lagi bingung banget nih bu, lagi cari bahan referensi skripsi tentang perhitungan rasio CAMELS dan interpretasinya, trus Rasio CAMELS, hasil perhitungannya dan interpretasinya ada peraturan yang mengatur gak ya bu???
    kalo ada, tolong kasih referensinya ya bu,biar saya gak pusing lagi.
    mohon bantuannya ya bu…
    makasih..:)

  60. riby says:

    pagi bu,
    calam kenal…saya riby. mahasiswa stmik.
    jurusan sistem informasi.
    saya lagi bingung ni buk. lagi nyari bahan presentase ttg sistem kehidupan atau komputer yang perlu diubah, tapi dengan syarat perubahannya itu hrus lebih hemat biaya, pekerja/tenaga, dll daripada sistem yang sebelumnya.
    kalo ibu punya bahan yang menarik, tolong bantuin saya ya….

    thaks n regards….

  61. feli says:

    dear Ibu Lucy,

    bu, saat ini saya baru akan memulai menyusun skripsi. judul yang saya ambil adalah analisis faktor-faktor yang mempengaruhi DPK perbankan. dkampus saya, usulan penelitian hrs menyertakan jurnal relevan yg mdukung judul skripsi saya tsb. namun masalahnya sampai skg saya blm mdapat jurnal yg relevan dgn judul saya. klu ibu bisa membantu,,, saya sangat berterima kasih

  62. dessy says:

    bu Lusi…kenalkan saya mahasiswa akuntasni universitas negeri medan. Saya minta tolong bu…
    saya mau minta kuesioner penelitian ibu yang berjudul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK UMUM PEMERINTAH DI WILAYAH SURABAYA DAN SIDOARJO. Tolong ya bu…terima kasih…

  63. budi says:

    dear bu lucy
    lam kenal bu, saya mahasiswa universitas di batam,jurusan manajemen informasi

    bu saya sekrng lagi mencari judl skirpsi/tugas ahir dengan topik:PEMBELIAN/PEMASARAN/PENJUALAN. saya minta tolong bu.. kalo ibu punya artikel yang berkaitan dengan topik di atas,bisa dikirimin dong bu ke emeil saya
    gpu45_budi@yahoo.co.id

    makasih bu lucy…
    sekali lagi makasih
    salam…

  64. nia says:

    sya mahasiswi PTN di jakakrta mau tanya bu,saya akan mengajukan prop skripsi tentang bond rating. menurut ibu kalau saya tambahkan variabel laian yaitu rating perusahaan pefindo, suku bunga obligasi terhadap return saham kira-kira nyambung tidak ya bu?metlit yang digunakan apa??apa menggunakan regresi berganda dan asumsi klasik??mohon dijawab ya bu…terimaksih

  65. Meyka Voltalina says:

    saya mahasiswi sebuah PTN mau bertanya bu?saya meneliti judul pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan manufaktur sebelum dan sesudah emisi obligasi di BEJ,jika saya meneliti pengaruh ukuran perusahaan proxi seperti apa yang saya pakai?tujuan saya untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja pada berbagai ukuran perusahaan tolong jika ada jurnal yang berhubungan dengan penelitian saya mohon dikirimkan ke email saya

  66. harry says:

    bu.. saya harryadinata mahasiswa jur akuntansi yang sedang melakukan penelitian skripsi.
    bu ada jurnal tentang persepsi mahasiswa beserta kuesioner nya.
    jika ada tolong di tampilkna ya bu. ato di kirim ke e-mail saya. (arya_ak666@yahoo.co.id)
    atas perhatian dan bantuan nya saya ucapkan banyak2 terima kasih ya bu..

  67. Tirsam Sangi says:

    Met siang Ibu.
    Ibu tolong dijelaskan model multinomial logit.
    saya tidak mengerti tentang model ini.
    Terima kasih

  68. yanty says:

    Halo Bu Lusi… Saya mahasiswi UnMuh Mlg. Saya sekarang sedang ngerjain skripsi tentang “analisis diskriminan untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan manufaktur”. Saya butuh banget bukti, pernyataan atau artikel yang mendukung bahwa analisis diskriminan tersebut masih valid atau bisa digunakan sekarang ini dan apakah memang bisa digunakan secara generalisasi terhadap berbagai jenis perusahaan.
    Tolong ya bu, saya harus segera membawa bukti pendukung tersebut ke dosen pembimbing saya. Makasih bu…

  69. yanty says:

    Bu, saya mau nanya apakah analisis diskriminan altman itu masih sesuai atau up to date untuk digunakan memprediksi kebangkrutan perusahaan sekarang ini? Apakah memang bisa digunakan untuk semua jenis perusahaan? Tolong ya bu, saya sangat membutuhkan penjelasan atau bukti mengenai hal tersebut. Makasih Bu…

  70. Imma says:

    Alo Bu Lusi
    Sy lagi nyusun skripsi ttg tingkat kesehatan bank pake metode CAMELS. Tp sy bingung sm “S” nya. Sy dpt 3 rumus u/ ngitung S itu.
    a. Sensitivitas Bank terhadap Perubahan Nilai Tukar =
    Ekses Modal per Potential Loss Nilai Tukar
    b. Sensitivitas Bank terhadap Perubahan Suku Bunga =
    Ekses Modal per Potential Loss Suku Bunga
    c. Penerapan Sistem Manajemen Risiko Pasar (Kualitatif)
    Yg mo sy tanyain, Ekses Modal ada dimana sih letaknya kl di lap keuangan?

    Thx bgt atas jawabannya..

  71. Imma says:

    Alo lg Bu Lusi..

    Sy lupa tanya, kalo S dari CAMELS tu ada bobotnya ga ky 5 komponen lain?

    Thx..

  72. Imma says:

    Oia,,

    Kalo ada temen2 yg punya jurnal, artikel, ato apapun ttg CAMELS, bs kirim via email ke cirippa_cipirili@yahoo.com.

    Thx smuanya.
    Moga suksesss..

  73. enu says:

    hallo bu luci!
    bu saya mahasiswa dari UNTIRTA di banten. Saya minta tolong dikirim tentang pengertian multinomial logit…saya sangat bingung dan di jurnal karya ibu vol 6 no 1, peb 2006 ada invesment opportunity yang proksinya book to market value yang formulasinya tidak di cantum kan tolong banget ya bu kirim rumusnya ke email saya.makasih banyak

  74. anita nican says:

    Sore Bu Luci..
    Blog Nya Bagus banged…klo jaman saya kuliah dulu ada kayak gini pasti lebih cepet inpo soal akuntansinya…hehehehe…salam & sukses ya bu.

    Anita
    2001310682

  75. Anto'@FE_UMY says:

    Slm Knal n’ Met Pagi Bu Luci..
    Saya mw nanya ttg pnelitian ibu dg jdul “Analisis Kebijakan Dividen dan Kebijakan Leverage terhadap Prediksi Kebijakan Manajerial dengan Tehnik Analisis Multinomial Logit”, kbtulan saya skarg sdang mneliti ttg itu..
    Yang saya tanyakan:
    – Di pnelitian ibu klasifikasi kepemilikan manajerial antara kep. man. yg kecil (0.1%-14.61%) dan besar (dimulai dari 16.61%), nah dsitu kok ada jeda (dari 14.61% ke 16.61%),, klo misalnya ada persh dg kep. man. 15% ntar masuk kelompok mana?? trus alasannya apa bu?

    – Terus pada metode pnelitian, persamaan modelnya kok tidak dicantumkan “konstanta”,, apakah pda model Multinomial Logit memang begitu?mohon penjelasannya..

    – Untuk penelitian selanjutnya (seperti yang sdang saya lakukan) apakah variabel kontrol yang tidak signifikan perlu diikutkan kembali atau tidak?terus mohon penjelasan ibu ttg variabel kontrol..

    – Mengapa variabel kontrol dlm pnelitian ibu dibuatkan hipotesis,, apakah variabel kontrol fungsinya sama dg variabel independen?

    – Hasil penelitian ibu menyatakan bahwa model penelitian tsb tidak dapat untuk mengklasifikasi kepemilikan manajerial kecil dg kepemilikan manajerial besar,, apakah itu brdasarkan pada tidak adanya variabel yg diterima (pada kolom kel. 2 versus kel. 3), terus apabila trdapat variabel yang diterima pada kolom tsb apakah yg dapat mengklasifikasi hanya variabel utama atau bisa juga variabel kontrolnya?

    Cukup sekian dulu pertanyaan dari saya bu,, mohon maaf apabila pertanyaan saya terlalu banyak,, dan mohon sekiranya ibu dapat membantu saya.. Sebelumnya saya ucapkan Terima Kasih Banyak Buat Bu Luci,, semoga Ibu semakin Jaya..

    Trim’s Bu Luci…

    Anto’@FE_UMY

  76. ari says:

    aku mau minta tolong dong..siapa aja yang punya penetilian mengenai CAMELS tolong kirimin k emailku ya di ari_purwantini@yahoo.co.id. gimana sih perhitungan CAMELS? mohon bantuannya. thanks be4

  77. modivo says:

    Met siang…Q btuh bgt jurnal ttg PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PERFORMANCE MAHASISWA.
    Kl bs dgn EFFORT sbg variabel moderasi.
    Makasih…

  78. anissa says:

    Q perlu bgt jurnal ttg PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PERFORMANCE MAHASISWA DENGAN EFFORT SBG VARIABEL MODERASI.
    Soalnya mau buat skripsi
    emailQ: uzi_86@yahoo.co.id
    Please bgt…
    Thanx

  79. ANTON WAHYU says:

    Alhamdulillah, tak sengaja saya menemukan blog ini. agak tertinggal?…mungkin iya. ibu dosen yang dulu pernah menjadi pembimbing skripsi saya…salam ingat dari saya. dari nama saya pastilah ibu ingat siapa saya, coba ibu cekj di arsip ibu, tulisan berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum di Indonesia”. sayalah yang menulisnya ibu..tentunya dengan bimbingan dari ibu lucy.
    Luar biasa rasanya kala saya mengenang betapa besar dulu bantuan ibu terhadap kesuksesan skripsi saya…terimakasih…sungguh terimkasih yang sebesar-besarnya atas hal itu.
    sekarang saya bekerja di PT PLN (persero) Cabang Manado. sudah hampir 2 tahun. begitu padatnya perkerjaan yang harus saya selesaikan, meyebabkan saya tidak punya cukup banyak waktu untuk surfing di internet atau sekedar menyapa kawan2 saya melalui tulisan. maklum orang baru…entah apa sebutannya, tetapi rasanya semua pekerjaan dan ketidak teraturan yang terjadi selama ini di bebankan kepada kami (orang-orang baru) begitu saja.
    tidak banyak yang bisa saya sampaikan kali ini. mudah2an pada kesempatan berikutnya saya bisa lebih sering berkunjung ke blog ini untuk sharing maupun sekedar bertegur sapa dengan ibu. pasti saya sangat ingin melakukannya lagi.
    salam jumpa kembali…salam hormat selalu dari eks mahasiswa ibu.

  80. yose says:

    mbaaa..aku dapet tugas untuk menganalisa kesehatan 2 bank umum dengan metode camels..

    meskipun ada rumusny tp ak ga ngerti masukinnya..nih, d lap keuangan kan ada 2taun misal 2004-2005 trs ada nak sama konsoldasian

    nah misal kita mau ngitung CAR dimana modal dibagi ATMR itu ngitungnya apakah total modal dari konsolidasian jg diikut sertakan??

    trus aku ga ngerti variabel2nya itu dapet drmana secara laporan keuangan panjang bgt..

    bisa ga mba jelasin dr lap keuangan itu ATMR yang mana, dividen, laba ditahan, modal inti, aktiva produktif bermasalah, aktiva produktif, PPAP yang telah dibentuk, PPAP yg wajib dibentuk, kredit bermasalah, pendapatan bunga bersih, itu semua gimana cara liat di laporan keuangan..

    tolong bls secepatny yh mba, ak butuh bgt untuk presentasi..tlg bales k babul_bulat@hotmail.com

    triiiiiiiiiiiiiiimmmmmsss

  81. pradhanggi says:

    assalamu ‘alaikum
    sya mhsw UNDIP,ingin minta tlg.
    apabila ibu punya jurnal/literatur ttg manajemen laba thd biaya modal ekuitas spt punya Patrisia Dechow, Leuz et al, dll yg dari luar negeri.saya minta tolong utk dikirim ke email saya daniel_mech@yahoo.co.id
    atas bantuannya, saya ucapkan terima kasih

  82. pradhanggi says:

    soalnya utk literatur skripsi yg sdg saya buat. skli lg terima kasih…….

  83. novrina says:

    slmt siang bu, saya mhswi UMY yogyakarta, mau bertanya tentang artikel ubu yang berjudul dampak size perusahaan terhadap kandungan informasi dan efek intra industri stock split. boleh g saya minta gambar model penelitiannya karena saya butuh banget agar saya dapat menjelaskan ke dosen pembimbing saya soalnya saya bingung tentang hipotesisnya bu… kalau bisa secepatnya y bu… saya minta tolong banget untuk dikirim di alamat e mail saya e_cutee@yahoo.com atas bantuannya saya ucapkan terimakasih banget.

  84. ameed says:

    terima kasih kepada ibu atas jurnal yang anda susun terutama mengenai financial distress, benar-benar membantu saya dalam menyusun skripsi.
    Saya memiliki beberapa pertanyaan semoga ibu berkenan menjawabnya:
    1. Saya kurang memahami hasil penelitian pada pengujian hipotesis 2 pada penelitian tahun 2006 dengan judul PREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PERUSAHAAN GO- PUBLIC DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS MULTINOMIAL LOGIT, tidak ada hasil perusahaan apa saja yang mengalami financial distress dan tidak, apakah memang seperti itu? yaitu hanya digunakan melihat daya prediksi saja tanpa aplikasi pada contoh perusahaan? Jika ada rincian perusahaan yang merupakan hasil prediksi mohon dikirimkan kepada saya, sebagai pembanding penyajian penelitian saya. (Penelitian saya menggunakan populasi yang lebih sempit)
    2. Buku apa yang ibu sarankan untuk mendukung penjelasan mengenai pengunaan variabel2 independen (rasio keuangan) yang digunakan dalam penelitian tersebut?, karena penjelasan tiap bagian rasio menurut saya kurang jelas (mungkin karena keterbatasan saya)
    Saya menunggu jawaban ibu, “tanpa mengurangi rasa hormat saya” sebagai orang yang telah melakukan replikasi penelitian anda.
    Trimz: achmad_003@yahoo.co.id

  85. tiekha says:

    hai…
    saya baru pertama kali membuka website anda…
    um, website yang cukup menarik menurut saya…
    sebelumnya, perkenalkan nama saya kartika dari uksw salatiga…
    saat ini saya sedang menyusun proposal skripsi mengenai “pengaruh rasio camel terhadap kinerja keuangan bank-bank yang ada di indonesia”
    nah, bisakah saya mendapat referensi tentang buku-buku atau jurnal-jurnal yang berhubungan dengan topik proposal skripsi saya ini…
    terima kasih…

  86. Dwi says:

    Assalamua’alaikum wr wb
    Mbak saya mahasiswi yang lagi nyusun skripsi tentang penilaian kinerja bank dengan CAMELS.
    Saya kesulitan dalam menghitung “S” yaitu sensitivitas terhadap risiko pasar, dimana ini merupakan aturan baru dari BI.
    Saya kesulitan dapat data2nya.
    Saya Mohon bantuannya mbak.
    Saya tunggu jawabannya di email saya
    uwikq_reen@yahoo.com
    Terima kasih mbak

  87. rahadian says:

    maaf bu saya sedang mencari jurnal pengaruh tingkat likuiditas bank terhadap intensifitas pemberian kredit konsumtif, jurnal pengaruh non performing loan terhadap profitabilitas.
    lalu saya ingin bertanya indikator jumlah kredit dalam skala ratio.
    saya mohon bantuannya bu.
    saya tunggu jawabannya di email saya
    rahadiantaufik@yahoo.co.id
    terimakasih banyak bu.

  88. dewi listyorini says:

    maaf bu saya mau bertanya revisi untuk artikel kelompok saya yang Akuntansi internasional kelas hari selasa jam 9 pagi belum saya terima di email saya, saya mohon dikirim kembali ya buk, karena diemail saya ga ada, saya tunggu jawabannya diemail saya ya buk…
    makasih…

  89. Shanty says:

    ^v^ Siang bu,
    kembali pada bimbingan skripsi saya yg berjudul
    PENGARUH FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMEGANG WARRANT PADA PERUSAHAAN PENERBIT WARRAT YG LISTING DI BEI
    ada beberapa yg ingin saya tanyakan (hehehe….walo saya blm ujian proposal sih bu),
    setelah saya mengumpulkan seluruh data skripsi, ada keganjilan yg membuat saya wajib bertanya pada bu Luci.
    1. Tiap2 perusahaan tidak selalu menerbitkan warrant pada tahun ybs, bgmn nih bu?apa di rata2 saja semuanya?
    2. Apakah semua variabel spt : size, TVA, kepemilikan manajerial, dan DEBT mengacu pada tahun terbit warrant atau jg dirata2 selama periode observasi?
    3. Jika dilihat lagi, topik skripsi saya ada kemiripan dg siklus hidup bu, apa scr statistik saya jg mengacu pd cara analisis siklus hidup?(akan saya cross jg pd peneliti terdahulu)

    dan pertanyaan yg plg penting, yg jg menyangkut kelanjutan hidup saya.
    Sebelumnya saya minta maaf pada bu Luci, krn saya jarang sekali bimbingan.
    4. Tapi menurut ibu, dalam waktu 1 bln ini apakah ada kemungkinan saya untuk lulus tahun ini bu?(krn walo persentasenya cm 1%, saya akan berusaha membalik keadaan mnjd 99%)

    Saya mau bu, dg bimbingan penuh dari ibu selama 1 bulan ini. Saya mau! Krn bulan Juli ini saya Resign dari perusahaan krn kepentingan bimbingan skripsi. (Gak sopan jg bu, klo bimbingan gak tatap muka sama bu Luci ^v^)

    Terima kasih sblmnya……Mohon Bantuannya ya bu ^.^

  90. rideravi says:

    allow ibu… kita dateng dari mahasiswi STIE di Semarang, kita pingin tau artikel yang lebih jelas tentang THE IMPACT INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS ON FIRMS…
    kalu bisa kirim ke email kita ya bu…

    terima kasih sebelumnya “-“

  91. erna says:

    met pagi, bu…saya alumni perbanas angkatan 2000. ibu pasti g kenal ma saya soalnya saya paz kuliah g pernah di ajar oleh ibu. blog ibu keren bangeetz…….

  92. mietha says:

    slmt malam bu
    sekarang saya sedang menyusun skripsi,saya sedang mencari referensi.judul skripsi saya: hub informasi besaran kas dan laba akuntansi dengan return saham pada perusahaan perbankan yang go publik.
    kira-kira saya bisa mendapatkan referensi dari buku apa ya yg menunjang penelitian ini. kemudian untuk mendapatkan inf besaran kas dan laba perusahaan perbankan yg go publik,saya harus melihat buku karangan siapa ya.mohon dibantu. sebelumnya saya ucapkan terimakasih….

  93. Minie says:

    hai bu Lusi, ini minie, mahasiswa USU Fak. Eko. sedang nyususn skripsi tentang perusahaan yang melakukan stock split tahun 2006 di bursa efek Indonesia, boleh ga bu minta datanya,
    please………,
    thnax before ya bu 🙂

  94. lili says:

    hallo.. bu..
    saya mahasiswi mikroskil medan jurusan sistem informasi bisnis. saat ini sedang menyusun skripsi, tapi ada kendala dengan judul dan dosen pembimbing saya.. dosen saya memberikan saran tentang balanced scorecard. tetapi kayaknya bakalan gagal karena pemikiran saya dan dosen pembimbing tidak nyambung sama sekali..

    dan saat mencari-cari tentang informasi perbankan saya menemukan blog ibu secara tidak sengaja..

    kalau boleh, saya mau minta saran dari ibu..
    bagaimana seandainya saya mengubah judul saya..? apa masih bisa ngak bu.?
    lalu, judul apa sebaiknya yang saya ambil.? saya iingin membuat yang berhubungan dengan perbankan.. bisakah ibu membantu saya menetapkan judul yang tepat buat saya??

    saya sangat membutuhkan saran dari ibu.. mohon bantuannya ya..bu..

    tolong kirimkan balasannya keemail saya ya bu..
    terimakasih..

  95. heny says:

    selamat siang bu luci…
    sy heny mahasiswa tingkat akhir…
    saat ini sy sedang menyusun skripsi khususnya bab2…
    skripsi yang saya buat berjudul analisis faktor – faktor yang mempengaruhi dividen kas…
    sy mau nanya bu, kira – kira yang bisa dijadiin landasan teorinya apa aja y?
    saya agak bingung memasukkan teori yang harus digunakan…
    tolong bantuannya y bu…
    terima kasih…

  96. hanif says:

    ass . . .
    saya mahasiswa UNSYIAH banda Aceh jurusAN ekonomi mgt keuangaN saat ini Nief gi cari judul skripsi ttg JURNAL :
    1.ANALISIS ANGGARAN DAN pencanaan DAN PENGENDALIAN LABA
    2.PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP RENTABILITAS
    Ne msih kurang ad bahan perlengkapaN ttg jurnal tsb. .
    TOLONG BANTU_IN SAYA . . .
    Sblum dan sesudah saya mngucapKaN trimss bnyak ats bntuaN-Nya

  97. andrian says:

    maaf bu klo saya blm memperkenalkan diri saya.
    saya Andrian mahasiswa fak ekonomi jur akntnsi S1 UNDIP.

  98. farina says:

    ass . . .
    salam kenal dari saya bwt bu luci ^_^
    saya mahasiswa universitas lambung mangkurat banjarmasin (kalimantan selatan) fakultas ekonomi jurusan manajemen.
    saat ini saya sedang cari referensi/literatur/contoh skripsi dengan judul : analisa perbandingan kredit konsumtif di bank konvensional dan pembiayaan murabahah pada bank syariah”
    tolong bantuannyaya bu, soalnya saya sudah cari kemana2 tapi ga ketemu.
    tolong kirimkan balasannya ke email saya ya bu..
    terimakasih sebelumnya..

  99. adi says:

    salam kenal bu. wah blog ibuk keren. jadi tambah sibuk neh buk. banyak pertayaan.

    😀

  100. Mira Santy says:

    Pagi bunda…
    saya adalah mahasiswa Universitas Riau.
    ibu punya kuisioner tentang minat mahasiswa berinvestasi di pasar modal?
    jika punya boleh kirimkan ke email saya?
    mohon bantuan nya…

  101. regina says:

    Bu, bagaimana menyamakan rating obligasi menurut pefindo dan altman score?

  102. Julia says:

    selamat sore bu

    saya ingin bertanya mengenai jurnal penelitian ibu yang adalah di Proceedings the 1 st Accounting Conference yang berjudul pengaruh Environmental Performance dan Environmental Disclosure terhadap Economic Performance.

    saya ingin menanyakan bagaimana cara menggunakan rating PROPER untuk mengukur kinerja lingkungan.
    saya bingung cara memasukkan kinerja PROPER dalam tahun penelitian yang berbeda untuk laporan keuangannya.
    contohnya:hasil PROPER 2002-2003 apakah dimasukkan ke tahun penelitian 2001 atau 2002 untuk di SPSS?

    terima kasih untuk waktunya, dan jika boleh tolong dikirim ke email saya di julia_yenni_87@yahoo.com

    mohon bantuannya.
    terima kasih

  103. Julia says:

    siang bu. saya adalah mahasiswa IBII

    saya ingin menanyakan mengenai penelitian ibu yang berjudul Pengaruh Environmental Performance dan Environmental Disclosure terhadap Economic PErformance.

    saya saat ini jg sedang meneliti mengenai penelitian tersebut.

    yang saya ingin tanyakan mengenai PROPER. bagaimana cara memasukkan kinerja lingkungan jika kinerja keuangan yang diukur adalah kinerja tahun sebelumnya. cth nya: untuk PROPER 2002-2003 kita meneliti laporan keuangan tahun 2001-2002.
    bagaimana cara untuk mengukur pengaruh kinerja lingkungan terhadap kinerja keuangan jika pada tahun 2001 perusahaan masuk sebagai peserta PROPER, dan saat memasukkan data ke SPSS, data kinerja lingkungan dimasukkan ke tahun 2001 atau 2002?

    tolong kirim balasannya ke email saya di julia_yenni_87@yahoo.com

    mohon bantuannya ya bu.
    sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

  104. met mlm bu.. puji Tuhan saya menemukan blog yang tepat untuk kualifikasi pertanyaan saya

    saya pengen tahu mengenai dampak volatilitas harga terhadap nilai tukar rupiah saat ini berkaitan dengan adanya krisis global yang melanda negara-negara dunia saat ini..
    truzz apa pengaruhnya sama investor

    mohon dikirim balasannya ke email saya

    mevsworld_gabby@yahoo.com
    0r
    mamahit_gabriela@yahoo.com

  105. Tahir M says:

    saya mahasiswa STIE Malangkuçeçwara, Malang.
    saya sedang menyusun skripsi mengenai “analisis EVA (economy value added) terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur”. saya membutuhkan pejelasan lebih detail mengenai analisis EVA. jika berkenan, ibu bisa memberikan penjelasan mengenai analisi tersebut. selain itu, saya mengalami kesulitan untuk mencari jurnal dengan topik EVA atau yang berkaitan dengan analisis keuangan tersebut. saya mohon ibu berkenan mengirimkan jurnal tersebut diatas jika ibu memiliki jurnal tersebut. atau, ibu bisa memberikan referensi yang bisa saya unduh untuk mendapatkan jurnal tersebut. atas perhatian ibu dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.

  106. gunawan says:

    saya mahasiswa universitas bengkulu
    saya sedang menyusun skripsi tentang jurnal ibu “eksplorasi kualitas profesional”
    bisa minta tolong kirimkan jurnal yang lengkapnya gak bu?
    soalnya yang udah ada tu banyak yang terpotong..
    trus bisa tolong kirimkan jurnal pendukung nya yang lee, trauth n farwell, soalnya susah bu nyari nya. minta password…

  107. widya says:

    sore ibu lucy, pa kbr?
    saya widya mahasiswi stie perbanas sby 😉
    saya lg nyusun skripsi tentang jurnal penggunaan rasio keuangan dalam memprediksi laba dimasa yang akan datang,saya bisa minta tolong apa ibu tau websitenya jurnal ekonomi dan bisnis?karena salah satu dari jurnal tersebut ada yang mau saya buat acuan,judulnya rasio keuangan yang paling baik dalam memprediksi laba di masa yang kan datang,pengarangnya meythi,tapi kemana-mana carinya susssah bgt bu.
    sebelumnya maaf jadi ngrepotin n makcih bgt buat perhatiannya.

  108. lina says:

    siang, Bu..
    saya mahasiswi Ubaya
    saya sedang mengajukan topik skripsi tentang pengaruh good corporate governance (GCG) terhadap financial distress. namun saya kesulitan untuk mencari acuan data untuk mengkuantifikasikan prinsip-prinsip GCG…
    dapatkah ibu membantu saya, supaya topik saya disetujui dan dapat berjalan?hehehe
    terima kasih banyak, Bu..
    maaf merepotkan..

  109. agus says:

    mba, luci, saya mahasiswa salah satu perguruan di mataram, saya sedang menyususn skripsi, saya tertarik dengan hasil penelitian mbak yang berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status perusahaan pasca IPO dengan teknik multinomial logit, saya minta tlong di tampilkan hasil output spssx dong mba, please ya.

  110. alya says:

    Bu, yg dimaksud dgn peringkat komposit pada kesehatan BUS itu gimana?kan kalo sudah diketahui Nilai kredit sekian, brati sehat, kurang sehat.. dsb

    terus rumus Nilai Kredit untuk faktor Permodalan (dg CAR), Rentabilitas (dg NOM) Likuiditas (dg STM) gimana Bu?
    sy menghitung kesehatan BSM dg rasio diatas, krn itu adalah rasio utama (di SE.BI.No 24/9/Dps 30 oktober 2007) (sy tdk mengunakan semua rasio penunjang, pelengkap dsb krn keterbatasan data)
    Mohon jawabnnya ibu…

    ** ada contoh tabel Penghitungan ATMR dan APYD pada Bank Syariah Bu?

  111. Ani says:

    bu, saya kemarin mendownload file tentang metode perhitungan indeks pasar saham dari website ibu..

    tapi tidak ada nama pengarangnya, saya ingin menjadikannya sebagai refrensi dari skripsi saya…

    Kalo boleh saya tahu, siapa ya bu nama pengarangnya??

    Trima kasih

  112. nima_wari says:

    saya mahasiswa yg sedang mengerjakan skripsi dengan topik analisis kinerja perbankan sebelum dan sesudah penerapan arsitektur perbankan indonesia. saya kesulitan mencari artikel2 atau contoh skripsinya kalo ibu ada artikel/contoh/jurnal kalo boleh saya minta dikirim ke email saya. saya akan sangat berterima kasih dan kalo ibu ada minta artikel tentang pajak kebetulan saya ada banyak

  113. fina says:

    bu saya mau tnya tentang bagaimana mengukur tingkat kesehatan bank syariah mandiri dg metode camels ??

    thx

  114. mat siang bu..
    saya leriska manurung dari Universitas Santo Thomas Katolik Medan……..
    jurusan Accounting
    bu saya menyukai blok yg ibu buat dan saya pengen mendapatkan buku2 dari pengarang2 yang ibu cantumkan
    bdw buku2 itu dima saja y bu biar gampang aku temukan,,,,,,,,,,,,,
    thaks y bu.

  115. alen says:

    selamat pagi bu..

    saya alen mahasiswa perbanas akt.o7.
    saya sdg menyusun skripsi mengenai pengeruh kinerja keu dan size perusahaan terhadap nilai prusahaan padda perusahaan participant CSR..

    saya mebutuhkan artikel/jurnal pendukung..
    trimakasih sebelumnya..

  116. destami says:

    mab lucy…
    kalo jurnal mba lucy yang judulnya “Perspektif Nasabah Perbankan Atas Kehadiran SMS Banking dan WAP Banking Sebagai Sistem Informasi Perbankan yang Bernilai Tambah” masuk ke dalam jurnal apa?
    edisi, volume, dan no berapa?
    mau saya jadikan sebagai bahan referensi..
    terima kasih sebelumnya

  117. ivy says:

    pagi bu, bu ini saya mau tny, saya sedang skripsi dengan judul analisis rasio untuk memprediksi kondisi financial distress perusahaan, tujuannya ingin mengetahui secara simultan dan parsial apakah analisis rasio dapat memprediksi financial distress. saya jg menggunakan regresi logit untuk menganalisisnya, tetapi pada waktu yg secara parsial tidak ada satupun rasio yang signifikan, knp y bu? minta tolong bantuannya bu.. bingung di pembahasannya..

    tolong di bantu y bu… bisa balas d email saya bu…
    thx 🙂

  118. ajeng says:

    salam kenal dari saya,

    saya mahasiswi di semarang yang sedang ,menjalani skripsi….
    Saat ini saya mengambil tema kesehatan bank dengan metode CAMELS,,dan saya masih membutuhkan beberapa jurnal pendukung lagi yang berkaitan dengan CAMELS.jika diizinkan ibu bisa menampilkan di blog ibu atau via email saya,soalnya beberapa teman saya masih agak kesulitan dalam mencari jurnalnya.

    terima kasih.

  119. nikmah syukriah kusumastuti says:

    selamat siang bu..saya mahasiswa pts di semarang..langsung saja skripsi saya meneliti tentang pembiayaan di bank syraiah..jika ibu memiliki jurnal jurnal yg terkait dengan hal tersebut.tolong kirim ke email saya ya bu.. terimakasih.. 🙂

  120. ronald kurniawan says:

    selamat pagi bu, saya ronald mahasiswa akuntansi..
    bu luci saya mengambil judul skripsi mengenai analisis camel di dalam memprediksi kesehatan bank..
    mgkin ibu berkenan untuk membantu saya, di dalam jurnal, karena sampai saat ini saya kesulitan untuk menemukan jurnal yang relevan.
    terima kasih

  121. muhammad luthfi says:

    maaf, saya mahasiswa pasca jur akuntansi sedang mencari data ttg indek gcg dan indek csr, kalo ada informasi tolong kabar di email saya; luthfi2008@yahoo.co.id, terima kasih atas bantuan saudara

  122. ika cita p says:

    assalamualaikum… wr.. wb.. buk saya anak bimbingannya buk luciana…. saya mohon sekali bimbingannya…terima kasih 🙂

  123. andreas says:

    selamat siang Bu, saya membutuhkan data mengenai pendapat para pakar keuangan&perbankan mengenai bagaimana pengaruh rasio kecukupan modal, kredit bermasalah, efisiensi, dan LDR terhadap profitabilitas (ROA) bank di Indonesia. Menurut Ibu sendiri bagaimana? Terima kasih.

Leave a reply to erna Cancel reply